Jepang Bakal Izinkan Kapal Pesiar Internasional Kembali Berlabuh Setelah Penutupan Dua Tahun

JAKARTA - Jepang akan mengizinkan kapal pesiar internasional untuk berlabuh di pelabuhannya, kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito Selasa, mencabut larangan lebih dari dua tahun yang diberlakukan pada awal pandemi COVID-19.

Kementerian telah menentukan persiapan yang cukup telah dilakukan untuk menerima kapal yang membawa banyak orang, dengan pedoman yang dibuat oleh asosiasi industri untuk mencegah penyebaran infeksi di antara penumpang, melansir Kyodo News 15 November.

Penumpang yang diduga terinfeksi perlu dites. Mereka yang memiliki hasil positif serta kontak dekatnya dikarantina.

Jika terjadi wabah, kapal dapat melanjutkan operasinya selama dokter di kapal dapat menentukan bahwa virus dapat diatasi, kata pedoman tersebut.

Kendati demikian, jadwal pelayaran kapal akan dipersingkat jika lebih dari 10 persen penumpang tertular.

Menurut Japan International Cruise Committee, 166 kunjungan kapal pesiar asing sudah direncanakan mulai Maret mendatang.

Penghentian kapal pesiar internasional telah dilakukan sejak Maret 2020, setelah infeksi klaster virus corona di kapal pesiar Diamond Princess menyebabkan ribuan orang dikarantina di Yokohama, dekat Tokyo sebulan sebelumnya, menyebabkan 13 dari 700 lebih penumpang dan awak yang terinfeksi meninggal dunia.

Perusahaan kapal pesiar akan mengadakan diskusi dengan otoritas lokal di pelabuhan persinggahan dan mencari kesepakatan tentang docking.

Semua awak kapal harus divaksinasi virus tiga kali, sementara lebih dari 95 persen penumpang harus divaksinasi setidaknya dua kali berdasarkan pedoman.

Pedoman tersebut diperiksa oleh spesialis penyakit menular dan manajemen krisis, kemudian ditinjau oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata serta lembaga pemerintah terkait.

Pemerintah Jepang berharap, pembukaan perbatasan untuk jalur pelayaran internasional, dapat membantu memulihkan pariwisata ke tingkat pra-pandemi pada tahun 2025.

Pada tahun 2019, sebelum pandemi, sekitar 2,15 juta penumpang kapal pesiar mengunjungi Jepang, menghabiskan sekitar 80 miliar yen (575 juta dolar AS), menurut kementerian, dengan 1.932 perhentian dilakukan oleh kapal perusahaan pelayaran asing dan 934 oleh perusahaan domestik.