Otoritas Meksiko Izinkan Kapal Pesiar MS Zuiderdam Berlabuh dan Turunkan Penumpang Meski Ada Wabah COVID-19
Kapal pesiar MS Zuiderdam. (Wikimedia Commons/Quahadi Añtó)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Meksiko pada Hari Selasa mengizinkan kapal pesiar untuk berlabuh dan menurunkan penumpang, meskipun ada wabah COVID-19 di kapal, seiring janji menjaga negara itu tetap terbuka untuk kapal pesiar, selama tindakan pencegahan sanitasi dipenuhi.

Kapal pesiar MS Zuiderdam, dengan sekitar 2.000 penumpang dan awak, berlabuh di Pelabuhan Guaymas di bagian utara Meksiko, tepatnya Negara Bagian Sonora, kata otoritas negara bagian dan federal.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Meksiko mengatakan akan menerima kapal pesiar yang meminta izin untuk berlabuh, selama peraturan internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diikuti.

Orang yang terinfeksi COVID-19 di kapal pesiar yang membutuhkan perhatian medis akan menerimanya, dan kasus yang lebih ringan atau tanpa gejala akan diisolasi dari orang lain di kapal, tambahnya.

Sementara, Holland America Line, yang mengoperasikan MS Zuiderdam, mengatakan dalam sebuah pernyataan sejumlah kecil awak dan penumpang yang divaksinasi penuh di Zuiderdam telah dinyatakan positif COVID-19.

Semua menunjukkan gejala ringan atau tidak ada dan berada dalam isolasi. Sementara, kontak dekat mereka telah dikarantina, sebut pihak perusahaan.

MS Zuiderdam diketahui sedang dalam pelayaran 10 hari dan sedianya akan kembali ke San Diego sesuai jadwal pada 2 Januari mendatang, kata pernyataan itu.

Terpisah, Menteri Kesehatan Sonora Jose Luis Alomia mengatakan pada konferensi pers, 30 orang telah dites positif COVID-19 berada MS Zuiderdam, terdiri dari 28 awak dan dua penumpang, sudah menjalani isolasi.

Sekitar 400 orang telah turun dari kapal pada pagi hari setelah melalui filter sanitasi yang dipasang untuk mengidentifikasi dugaan kasus infeksi, kata Alomia.

Menteri mengatakan ada sekitar 1.200 penumpang dan hampir 800 awak di kapal Zuiderdam.

Untuk diketahui, Pemerintah Meksiko, yang ekonominya sangat bergantung pada pengunjung dari luar negeri untuk pendapatan devisa, telah bertekad untuk menjaga negara itu tetap terbuka selama pandemi, memberlakukan pembatasan yang relatif sedikit pada pariwisata.