Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan otoritas Jepang terkait proses pemulangan warga negara Indonesia yang masih berada di atas kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Beberapa waktu lalu, kapal pesiar itu terinfeksi virus corona (COVID-19).

"Saat ini juga terus bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai upaya, teknik, cara yang paling baik untuk bisa mengeluarkan mereka. Jadi ini nego terus. Kita nego tapi harus dengan caranya jangan semaunya sendiri. Kalau caranya semaunya sendiri saya membentuk episentrum baru. Enggak boleh," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Istana Negara, Senin, 24 Februari. Melansir setkab.go.id.

Di kapal pesiarnya itu, tercatat dari 3.700 orang baik penumpang maupun kru, 621 orang telah dites dan positif terpapar virus COVID-19. Dua orang penumpang di antaranya dinyatakan tewas karena terpapar virus corona atau COVID-19. Sementara, sebanyak 74 warga negara Indonesia berada di kapal tersebut.

Terawan menambahkan, pemerintah berupaya menjaga 264 juta jiwa penduduk Indonesia selamat dari wabah virus corona. Pemerintah Indonesia, tambahnya, sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa agar bisa melaksanakan evakuasi dengan baik. 

"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ujarnya. 

"Supaya kita tetap green zone ya. Tapi juga tidak menyepelekan keadaan yang di sana. Tetapi tata caranya kan kita tahu, cara yang tepat untuk melakukan pemindahan tanpa harus melakukan membuat episentrum baru,” imbuhnya. 

Terawan menerangkan, ada sembilan WNI yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang. Sementara, sisanya masih berada di kapal pesiar Diamond Princess.