Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah segera melakukan evakuasi 74 warga negara Indonesia yang jadi kru kapal pesiar Diamond Princess. Dua di antaranya sempat dinyatakan terpapar virus corona (COVID-19) yang ada di sana, tapi hasil akhirnya mereka dinyatakan negatif.

"Saya kira secepatnya, karena ini juga masih proses diplomasi Indonesia dan Jepang untuk kita minta ini, minta ini, tetapi di sana masih belum menjawabnya," ujar Presiden menjawab pertanyaan wartawan usai meninjau pembibitan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (21/2). 

Jokowi mengatakan, pemulangan mereka sedang dalam tahap persiapan. Namun, keputusannya belum diambil. "Kapal rumah sakit juga kita siapkan tetapi urusan yang berkaitan dengan tempat belum diputuskan," ujarnya sambil menambahkan ada kemungkinan juga evakuasi dilakukan dengan pesawat.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan, sudah menyiapkan kapal dr. Soeharso dari TNI AL atau melalui jalur udara untuk proses evakuasi ini. Semuanya sedang diperhitungkan dari segi efisiensi dan efektivitasnya. 

"Saya belum bisa sampaikan itu secara detail, nanti tunggu kita sampaikan dulu ke Pak Presiden. Kalau sudah ada arahan Pak Presiden akan saya sampaikan yang lebih lengkap,” ujarnya, Kamis, 20 Februari.

Di kapal pesiarnya itu, tercatat dari 3.700 orang baik penumpang maupun kru, 621 orang telah dites dan positif terpapar virus COVID-19. Dua orang penumpang di antaranya dinyatakan tewas karena terpapar virus corona atau COVID-19. 

Melansir NHK, Pemerintah Jepang mengatakan, kedua orang yang tewas itu adalah warga negara mereka. Mereka yang tewas adalah seorang pria berusia 87 tahun dan wanita 84 tahun.

Minggu lalu setelah kedua orang tersebut ketahuan mengalami masalah kesehatan yang disebabkan virus corona, mereka diturunkan dari kapal. Mereka kemudian dirawat di rumah sakit dekat sana. Sayangnya nyawa mereka tak tertolong.

Kapal Diamond Princess sudah melabuh di kota Yokohama sejak 3 Februari. Dua hari setelahnya, 5 Februari kapal itu dikarantina karena mendapat informasi seorang penumpang pria yang turun di Hong Kong pada 25 Januari terpapar corona. Sejak saat itu, virus tersebut tersebar di kapal itu.