Dampak Temuan Kasus Polio, Kemenkes Bakal Gelar Imunisasi Massal di Aceh
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera menggelar imunisasi massal di Aceh mulai 28 November mendatang. Langkah ini diambil setelah ditemukan satu kasus polio tipe dua di Kabupaten Pidie yang dialami anak berusia tujuh tahun.
"Kita akan melakukan outbreak respons, yaitu imunisasi dan juga cakupan imunisasi rutin kita tingkatkan dan di Pidie kita akan lakukan pada tanggal 28 November," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Kemenkes RI, Sabtu, 19 November.
Maxi menyebut kegiatan ini diharapkan selesai dalam waktu seminggu. Setelah kabupaten itu, Kemenkes akan menyasar anak di wilayah Provinsi Aceh lainnya.
"Dan tanggal 5 Desember kita harap seluruh kabupaten/kota di wilayah Aceh," jelasnya.
"Vaksin sudah siap untuk melakukan outbreak respons. Kita akan mulai di Kota Pidie tanggal 28. Diharapkan semua anak yang dibawah 13 tahun (bisa diimunisasi, red). Kita sudah minta Dukcapil tarik per desa kita lakukan tiap Sabtu-Minggu," sambung Maxi.
Selanjutnya, Kemenkes juga akan melakukan surveilans atau pendataan ke fasilitas kesehatan lainnya. Maxi menjelaskan langkah ini dilakukan untuk mencari kasus polio yang belum dilaporkan.
Kemenkes memastikan kasus ini menjadi perhatian pemerintah. Respons penanggulangan akan segera dilaksanakan.
Baca juga:
- Jokowi Pamer Berhasil Kendalikan Inflasi Saat Dunia Hadapi Tantangan di Muktamar Muhammadiyah
- 2 Triliun Dolar Lenyap dari Kapitalisasi Pasar, Investor dan Trader Aset Kripto di Indonesia Tak Kapok
- Baru Datang dari Arsenal, Hector Bellerin Sudah Mau 'Dibuang' Barcelona ke AS Roma
- Perankan Film Keramat 2, Lutesha Lakukan Banyak Riset
Sebelumnya, seorang anak di Kabupaten Pidie, Aceh dinyatakan mengalami polio tipe dua. Dia awalnya mengalami demam dan flu pada 6 Oktober.
Selanjutnya, gejala onset lumpuh pada tungkai dirasakan pada 9 Oktober. Anak itu kemudian dibawa ke RSUD TCD Sigil pada 18 Oktober.
Dokter yang memeriksanya kemudian mengambil dua sampel yang kemudian dikirimkan ke provinsi dan Jakarta untuk dites. Hasilnya, anak tersebut dinyatakan positif polio pada 10 November.
Anak itu mengalami kondisi pengecilan di otot paha dan dia tidak pernah mendapatkan imunisasi. Kemenkes menyebut anak tersebut mengalami perbaikan kondisi namun dia harus menjalani fisioterapi untuk menjaga massa otot.