Tak Mau Ambil Risiko, Gubernur Banten Evaluasi Sekolah Tatap Muka
JAKARTA - Pemerintah memutuskan semua sekolah masuk pada Januari 2021. Namun, belakangan kasus COVID-19 belum turun. Malah, berdasarkan data terus menunjukan peningkatan.
Melihat situasi ini, pemerintah Provinsi Banten akan mengevaluasi keputusan pemerintah pusat. Hal ini merujuk angka kasus COVID-19 di Banten belum melandai.
"Kami evaluasi lah, bagaimanapun kita harus antisipasi ke depan. Karena sampai Desember ini yang terpapar belum turun-turun," kata Gubernur Banten Wahidin Halim di Serang, dilansir Antara, Jumat, 11 Desember.
Pihaknya sebagai pengambil kebijakan tidak ingin mengambil risiko jika kebijakan KBM tatap muka dipaksakan karena dikhawatirkan membahayakan anak-anak sekolah.
"Ya mungkin anak-anak senang sekolah tatap muka dibuka kembali. Tapi kalau membahayakan, kita sebagai pengambil kebijakan tidak mau ambil risiko," katanya.
Baca juga:
Ia menjelaskan bahwa bisa saja kebijakan tersebut ditunda atau dikaji kembali sampai benar-benar kondisinya sudah tidak membahayakan lagi.
"Kemarin kita juga mau melakukan sampel 'swab' (usap) belum kita lakukan. Ini masih direncanakan," kata dia.
Wahidin mengakui bahwa penyebaran COVID-19 di Banten sampai Desember ini masih tetap tinggi atu belum turun.
Untuk itu, ia meminta kepada warga tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Bahkan, pihaknya juga siap menambah tempat tidur atau ruang perawatan pasien COVID-19 di RSUD Banten.
"Saat ini kapasitaanya sudah 80 persen terisi. Kalau ternyata nanti kurang, ya kita akan tambah lagi tempat tidurnya. Namun demikian saat ini masih tertangani," kata Wahidin.
Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten sampai dengan Kamis (10/12), 14.899 orang positif, 2.124 masih dirawat, sembuh 12.239, dan meninggal 446 orang.