Bagikan:

JAKARTA - Polri terus mengumpulkan bukti dan informasi dalam proses penyidikan perkara penembakan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab. Bahkan, Polri membuka narahubung atau hotline untuk menerima segala bentuk informasi dari masyarakat.

"Kami juga membuka ruang dan memberikan kesempatan dalam hal ini dari rekan-rekan eksternal untuk memberikan masukan dalam rangka melengkapi penyidikan yang kami lakukan," ujar Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo kepada wartawan, Kamis, 10 Desember.

Bagi masyarakat yang ingin memberikan informasi, kata dia, bisa secara langsung bertemu penyidik. Selain itu, pihak eksternal juga menyampaikan segala bentuk informasi kepada penyidik melalui sambungan telepon.

"Kami memberikan ruang kepada masyarakat yang akan memberikan informasi baik dalam bentuk informasi langsung yang bisa diberikan kepada penyidik di Bareskrim, atapun melalui hotline yang kami siapkan dengan nomor 0812842988228," kata dia.

 

Sementara untuk perkembangan proses penyidikan, Listyo enggan menjelaskan secara gamblang. Dia bilang mengenai hal itu bakal disampaikan secara resmi dalam waktu dekat.

"Untuk perkembangan penyidikan selanjutnya, tentunya kan kami sampaikan kepada rekan-rekan dalam progres kami dan akan segera kami rilis untuk transparansi dan memberikan gambaran bahwa kita melaksanakan kegiatan penyidikan secara profesional dan objektif," kata dia.

Diketahui Enam anggota Laskar Khusus pengawal Rizieq Shihab tewas ditembak polisi. Mereka diberikan tindak tegas karena menyerang anggota polisi.

Tindakan tegas polisi ini berawal dari penyelidikan polisi terkait jadwal pemeriksaan terhadap Rizieq Shihab. Sebab, polisi mendapat informasi jika bakal ada pengerahan massa.

Tapi dalam proses penyelidikan dengan cara membuntuti pergerakan Rizieq, anggota Polda Metro Jaya justru mendapat serangan. 

Berdasarkan penuturan polisi, penyerangan itu terjadi ruas tol Jakarta-Cikampek KM 50. Penyerangan diawali dengan mobil laskar khusus memepet mobil polisi.

Kemudian, sekitar 10 orang laskar khusus itu menyerang mobil anggota dengan menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). Hingga akhirnya polisi membalas tembakan itu.

Akibatnya, enam orang meninggal dunia di lokasi. Sementara, empat laskar lainnya melarikan diri.