Berkaca Kasus Gagal Ginjal Akut, BPOM Gandeng Universitas Perketat Pengawasan Peredaran Obat
KALTENG - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya menggandeng universitas dalam rangka meningkatkan pengawasan peredaran obat dan makanan. Kolaborasi ini dilakukan tak lama usai maraknya cemaran zat kimia pada obat sirop memicu fenomena gagal ginjal akut.
Hal itu disampaikan Kepala BBPOM Palangka Raya Safriansyah usai penandatanganan kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dan Universitas Palangka Raya (UPR) tentang edukasi dan pengawasan tentang obat dan makanan.
"BPOM di Kalteng hanya ada di Palangka Raya dan Loka POM di Kotawaringin Barat untuk itu kami memerlukan banyak mitra dalam edukasi dan pengawasan obat dan makanan," katanya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa 15 November, disitat Antara.
Safriansyah menambahkan, kerja sama ini pada universitas yang memiliki jurusan di bidang kesehatan. Misalnya UMPR memiliki Prodi Analis Kesehatan dan Prodi Farmasi.
"Melalui kerja sama ini kami ingin melibatkan mahasiswa, khususnya yang membidangi jurusan kesehatan untuk meningkatkan edukasi, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat terkait obat dan makanan," tuturnya.
Baca juga:
- Gibran Ungkap Faktor Keletihan Sejak dari Kamboja Pemicu Iriana Jokowi Terpeleset di Tangga Pesawat
- NasDem Dinilai Leluasa Kampanyekan Anies Maju Pilpres 2024 Jika Dilepas Jokowi dari Kabinet
- DPR Sambut Baik Pemprov DKI Kurangi Kapasitas Konser di Jakarta Imbas Kenaikan Kasus COVID-19
- MA Didesak Berbenah Setelah 2 Hakim Agungnya Jadi Tersangka KPK
Safriansyah menambahkan, mahasiswa dan kalangan akademisi memiliki potensi besar untuk terlibat dalam edukasi, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat.
"Maka nantinya kami juga ingin para mahasiswa juga melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM bidang makanan dan obat serta kosmetik sampai mendapat izin edar. Selain untuk menjamin keamanan produk juga untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran," katanya.
Wakil Rektor II UMPR Ika Safitri mengatakan kerja sama itu juga bentuk dukungan kalangan pendidikan tinggi dalam pengawasan peredaran obat dan makanan di tengah masyarakat.
"Nantinya melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen dan mahasiswa di fakultas kesehatan juga dapat mengambil peran dalam edukasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai obat dan makanan," tandasnya.