Kisah Fransiska Ncis Sang Pahlawan Kemanusiaan: Meninggal Tepat Setahun Setelah Donor Ginjal
JAKARTA - Wanita pendonor ginjal bernama Fransiska Adhitya Anggraini atau dikenal dengan sebutan Fransiska Ncis meninggal dunia pada 10 November 2022. Kepergiannya menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sejumlah pengguna twitter menyebut Fransiska layak menyandang gelar pahlawan kemanusiaan.
“Tepat di hari Pahlawan, sang pahlawan kemanusiaan itu berpulang. Namanya Fransisca Ncis, saya tak mengenalnya secara pribadi, hanya mengikuti sepak terjangnya lewat media sosial. Semoga diampuni dosanya diterima amalannya dan akan lahir pahlawan pahlawan baru sepertinya,” ucap Ragil Suryo Raharjo, Jumat (11/11).
Satu tahun sebelumnya, wanita berusia 31 tahun ini sempat mendonorkan ginjalnya kepada seorang yang tidak ada hubungan darah dan belum dikenal sebelumnya.
Sekiranya awal 2021, seorang teman bernama Indra menghubungi Fransiska. Meminta bantuan mencarikan pendonor darah untuk kakaknya yang sedang membutuhkan transfusi darah golongan O+ segera.
Namun, saat itu, karena posisi kakaknya yang berada di Cikarang, Fransiska tidak menyanggupi.
“Saya di Jakarta. Kalau memang butuhnya urgent, daripada saya ke sana makan waktu, saya bantu broadcast saja di grup,” ucap Fransiska dalam video wawancara dengan 20.Detik.com yang diunggah di akun Facebooknya pada 8 Januari 2022.
Indra kemudian bercerita banyak mengenai kondisi kakaknya, Eko Budi Utomo, mulai dari kehidupan hingga penyakit yang diderita. Budi sudah rutin melakukan cuci darah sekiranya dalam satu tahun terakhir, karena penyakit gagal ginjal stadium 4 dengan diagnosa fungsi ginjal hanya tinggal 3 persen.
“Saya terenyuh, masih muda, 42 tahun, kepala keluarga juga, masih punya putri kecil usia 8 tahun, dan di dunia kerja cukup berprestasi. Ndra setahu saya ada solusi transplantasi ginjal, kenapa enggak dicoba untuk konsultasi dokter,” ungkap Fransiska.
“Sudah,” jawab Indra. Justru memang dokter menyarankan itu, tetapi belum ada pendonor.
Seperti sudah kehendak Tuhan, Fransiska langsung menawarkan diri siap menjadi pendonor ginjal. Indra sempat menolak, “Apaan sih gitu, kamu kan kegiatan kemanusiannya banyak, masih banyak orang-orang yang butuh kamu.”
”Saya mau Ndra sebagai pendonor, ikhlas tanpa imbalan apapun,” Fransiska meyakinkan.
“Januari teleponan, Februari sudah ada jawaban dari keluarga besar. Mereka meyakinkan lagi. Kemudian saya langsung diundang ke rumahnya di Cikarang. Saya melihat langsung keluarganya, melihat putrinya. Semakin memantapkan bahwa saya tidak salah membantu orang ini. Pertimbangan yang semakin membuat saya yakin adalah kemanusiaan, itu saja, enggak ada alasan lain,” Fransiska mengungkapkan.
Pengangkatan Ginjal
Proses menjadi pendonor ginjal membutuhkan waktu tidak sebentar. Banyak tahap yang harus dilalui, tentunya termasuk uji skrining terlebih dahulu. Fransiska sangat memahami apa yang dilakukannya. Sembari menunggu jadwal operasi, dia tetap melakukan aktivitas sosial yang kerap dibagikan di akun media sosialnya.
Bukan bermaksud riya, melainkan hanya untuk memberikan energi positif kepada masyarakat. Fransiska percaya, energi positif dapat menular dan mampu memberikan dampak positif bagi kemanusiaan.
Pada 30 September 2021, dia sempat mengunggah video lucu putri Budi bernama Joy yang tengah mendoakan Presiden. “Ini adalah Joy, usia 8 tahun. Ayahnya sakit gagal ginjal dan sebentar lagi saya akan mendonorkan ginjal saya untuk ayahnya. Joy mengidolakan Pak Jokowi dan sering mendoakannya. Banyak cinta dan doa dari anak-anak Indonesia untuk panjenengan, Pak Jokowi.”
Lalu, pada 8 November 2021, satu hari sebelum pengangkatan ginjal, Fransiska kembali menulis pesan di akun facebooknya.
Besok adalah hari bersejarah bagi saya, Selasa 9 November 2021. Hari ini adalah hari terakhir saya bisa merasakan sebagai manusia berginjal dua. Besok, saya akan melihat satu ginjal saya berada di raga orang lain. Kepingan dari diri saya menjadi jawaban hidup dari pergumulan dan penantian hidup seseorang.
Besok mulai jam setengah 7 pagi, saya akan didorong menuju kamar bedah operasi. Diawal saya akan dianastesi (bius total), lalu dipasang selang yang masuk ke tenggorokan saya selama proses operasi berlangsung, serta alat-alat penunjang medis lainnya. Karna selama tubuh saya dibius, alat-alat lah yang akan memonitor tubuh saya selama proses pembedahan pengambilan ginjal berlangsung.
Umur tidak ada yang tau. Karna waktu bukan kita yang punya. Untuk itu, saya mohon maaf, apabila saya mempunyai salah atau menyakiti hati, kepada siapapun itu. Baik saya sadari ataupun tanpa saya sadari. Sekali lagi, saya mohon doa untuk operasi saya besok pagi. Agar semua berjalan lancar, dan begitupun setelah saya siuman. Atau bagi siapapun yang baru membaca status ini besok pagi, mungkin saya sudah berada di dalam kamar operasi.
Manusia akan berusaha yang terbaik, sisanya biarkan Tuhan yang bekerja. Semoga kita bisa berjumpa kembali setelah saya siuman, dan kembali pulih untuk menyapa sanak saudara dan teman-teman semua. Sehat selalu untuk kita semua. Jangan pernah lelah berbuat baik. "..pakailah hidupku sebagai alatMU, seumur hidupku."
Lalu, pada 10 November 2021, Fransiska kembali menginformasikan kondisinya. “Kemarin saya sudah siuman dari operasi donor ginjal pukul 3 sore. Lalu saya masuk ke ruang pemulihan pasca operasi. Hari ini saya kidungkan syukur dan pujian untuk Gusti Yesus, yang sudah menyertai saya. Saya tinggal pemulihan. Thanks atas doa dan ucapan dari semua.”
Berbagi Pengalaman
Setelah merasa pulih, pada Januari 2022, Fransiska membagikan pengalamannya sebagai pendonor ginjal di akun YouTubenya. Dia menjelaskan detail mekanisme melakukan donor ginjal.
“Saya operasi di tanggal 9 November 2021, sekarang di Januari tanggal 4 rasanya sama saja, saya tidak merasa ginjal saya, organ saya hilang satu jadi ringan, itu enggak, ya sama saja, enggak merasa yang gimana-gimana. Dokter enggak pernah bilang ada risiko apa-apa selama kita menjaga pola hidup sehat,” ungkap Fransiska.
Dalam video berdurasi 33 menit itu, Fransiska juga memberikan motivasi untuk para penderita gagal ginjal dan yang sedang melakukan cuci darah agar tetap semangat untuk sembuh.
Bagi Fransiska, donor organ merupakan hal yang mulia. “Jangan bawa organmu ke surga. Di sini, lebih banyak yang membutuhkan teman-teman. Ketika saya mengalami kasih dari Tuhan, saya siap memberikan kasih itu juga untuk orang lain. Mungkin tidak semua orang bisa sesiap saya. Tuhan adalah cinta, Tuhan mengasihi saya. Ketika saya mengalami kasihnya, saya dapat membagi kasih itu kepada orang lain.”
Bahkan, Fransiska siap mendonorkan organ kornea matanya ketika meninggal nanti.
Jangan pernah lelah berbuat baik. Lakukan kebaikan sekecil apapun dengan cinta yang besar. Ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa membantu orang lain.
“Kemanusiaan itu buat saya hukumnya paling tinggi daripada apapun. Kemanusiaan itu menembus semua sekat. Kita membantu orang tak perlu melihat agama, ras, suku. Siapapun harus kita tolong,” Fransiska tulus.
Hingga Oktober 2022, video berjudul ‘Sharing Pengalaman Sebagai Pendonor Ginjal (Bukan Sedarah) & Ditanggung BPJS’ tersebut telah ditonton 3 ribu viewers.
“Bulan depan adalah tepat 1 tahun pasca operasi donor ginjal saya, nanti saya akan sharing kembali mengenai kondisi saya selama setahun ini yang hanya bermodalkan satu ginjal kemana-mana,” tulis Fransiska di akun Facebooknya.
Ternyata, takdir berkata lain. Tepat 1 tahun pascaoperasi donor ginjal, Fransiska meninggal dunia pada Kamis pagi, 10 November 2022 di RS Tarakan Jakarta. Menurut Aditya, sepupu Fransiska, akibat sakit jantung. Fransiska dimakamkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (11/11).
“Selamat Jalan Pahlawan Kemanusiaan, Fransiska Ncis. Engkau sungguh seorang martir. Surga menyambutmu dengan sukacita. Berbahagialah dalam keabadian,” tulis @BSYesse2.
Baca juga:
- KTT ASEAN Ke-40 dan 41 di Kamboja: Pembahasan Masalah Myanmar, Mulai Kursi Kosong Hingga Ancaman Embargo Senjata
- Prediksi Juara Piala Dunia 2022 Qatar dari Berbagai Sisi
- Buku Baru Jenderal Moeldoko: Antara Dunia Militer dan Bisnis
- Kredibilitas dan Relevansi ASEAN Diuji, Sengketa Laut China Selatan Harus Dibicarakan