Mengenal Psikobiotik, Diet Prebiotik dan Probiotik yang Berkontribusi Memperbaiki Suasana Hati
YOGYAKARTA – Stres yang tidak dikontrol atau ditangani secara tepat, tidak hanya bisa membuat suasana hati tidak tenang tetapi juga memengaruhi kesehatan fisik. Bahkan, bisa semakin buruk sehingga mengalami depresi dan kecemasan. Untuk mengatasinya, John F. Cryan, Ted Dinan, dan rekan dari University College Cork menunjukkan cara memperkuat ketahanan terhadap stres. Uniknya, cara yang peneliti temukan tidak berkaitan dengan obat antidepresan. Tetapi menyarankan untuk menjalani diet prebiotik dan probiotik untuk menghadapi tekanan hidup secara tenang.
Dilansir Psychology Today, pada tahun 2013 Cryan dan Dinan menerbitkan penelitian untuk mengidentifikasi satu set mikroba yang dapat meningkatkan suasana hati. Mikroba ini disebut sebagai psikobiotik, yang tertulis dalam buku berjudul The Psychobiotic Revolution. Mikroba yang berada di usus sebagai lingkungan hidupnya, ternyata dapat memengaruhi otak.
Awalnya penelitian ini dilakukan dengan tikus dalam laboratorium penelitian. Mereka dibiakkan dalam lingkungan bebas kuman dan menemukan efek baik dari mikroba. Ketika dilakukan penelitian pada manusia, baik mikroba maupun prebiotik, peneliti merekomendasikan diet alami alih-alih konsumsi suplemen.
Penelitian diikuti 45 orang dewasa yang sehat dan menjalani diet psikobiotik. Setelah satu bulan, 17 persen pada diet kontrol menunjukkan peningkatan dalam persepsi stres. Sebanyak 32 persen pada diet psikobiotik menunjukkan peningkatan hampir dua kali lipat. Artinya, semakin tinggi tingkat kepatuhan terhadap diet maka semakin meningkat hasilnya.
Laporan penelitian ini menunjukkan bahwa diet psikobiotik sangat menantang. Karena kebanyakan orang hanya mengelola porsi makanan saja, tanpa memperhatikan menu yang dimakan. Menu yang dimakan, direkomendasikan makanan prebiotik dan probiotik yang mengandung komponen utama psikobiotik. Menurut ulasan Scott C. Anderson, terdapat kekurangan kecil dalam penelitian ini tentang seberapa banyak perubahan mikrobiota yang bisa memperbaiki metabolit atau produk mikroba usus.
Terlepas dari kekurangan kecil itu, psikobiotik dapat secara mendasar mengurangi risiko kronis dari stres. Artinya, diet dengan mengonsumsi makanan prebiotik dan probiotik dapat dijadikan terapi dalam mengontrol stres. Perlu pula dipahami bahwa psikobiotik bukan obat, tetapi gaya hidup. Cara kerja psikobiotik, ialah mikroba usus yang memengaruhi otak termasuk saraf, hormon, dan agen kekebalan.
Jika menjalani diet psikobiotik, Anda perlu menghindari makanan tidak sehat terlebih dahulu. Makanan tidak sehat, di antaranya, makanan cepat saji, makanan olahan, dan makanan manis. Nah, makanan sehat yang perlu dikonsumsi adalah makanan fermentasi, sayuran, buah, kacang-kacangan kaya serat, dan biji-bijian. Makanan tinggi serat prebiotik, perlu dikonsumsi 6-8 porsi sehari, seperti bawang, daun bawang, kubis, pisang, apel, dan gandum. Sedangkan biji-bijian, dapat dikonsumsi 5-8 porsi sebari dan kacang bisa 3-4 porsi per minggu. Kalau makanan fermentasi, bisa 2-3 porsi per hari.
Itulah penjelasan mengenai psikobiotik yang bisa membantu menyeimbangkan mikroba usus dan mengontrol stres. Tertarik untuk mencoba terapi ini agar dapat menjalani hidup lebih tenang?