Jenderal Tertinggi AS Sebut Korban Militer Rusia dalam Perang di Ukraina Tembus 100.000 Orang
JAKARTA - Jenderal tertinggi Amerika Serikat memperkirakan lebih dari 100.000 tentara Rusia menjadi korban, baik tewas maupun terluka, dalam perang di Ukraina, tapi menyebut korban di pihak Kyiv juga mungkin ada di tingkat yang sama.
Perkiraan yang disampaikan oleh Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley tersebut, belum dapan dikonfirmasi secara independen.
Tetapi, pernyataan Jenderal Milley menawarkan perkiraan korban tertinggi AS hingga saat ini dalam konflik yang berlangsung hampir sembilan bulan itu, datang ketika Ukraina dan Rusia menghadapi potensi jeda musim dingin dalam pertempuran, yang menurut para ahli dapat menawarkan peluang untuk semacam negosiasi.
Ditanya tentang prospek diplomasi di Ukraina, Jenderal Milley mencatat penolakan awal untuk bernegosiasi dalam Perang Dunia I, menambah penderitaan manusia dan menyebabkan jutaan orang jadi korban.
"Jadi, ketika ada kesempatan untuk bernegosiasi, ketika perdamaian dapat dicapai, manfaatkan momen itu," kata Jenderal Milley kepada Economic Club of New York, melansir Reuters 10 November.
Sebelumnya pada Hari Rabu, Rusia mengumumkan penarikan pasukannya dari tepi barat Sungai Dnipro dekat kota strategis Ukraina selatan Kherson, dalam kemunduran signifikan bagi Moskow dan titik balik potensial dalam perang.
Beberapa ahli mengatakan, kemunduran terbaru untuk Moskow dapat memungkinkan Ukraina untuk bernegosiasi dari posisi yang kuat. Sementara, yang lain berpendapat Rusia mungkin menggunakan negosiasi untuk mengulur waktu, untuk mengatur ulang dan memperbaiki pasukannya untuk serangan musim semi yang baru.
Jenderal Milley mengatakan, indikator awal menunjukkan Rusia menindaklanjuti dengan penarikannya dari Kherson. Tapi dia mengingatkan, proses itu bisa memakan waktu untuk menyelesaikannya.
"Tidak akan memakan waktu satu atau dua hari, ini akan memakan waktu berhari-hari dan bahkan mungkin berminggu-minggu untuk menarik pasukan ke selatan sungai itu," sebut Jenderal Milley.
Diketahui, ada sekitar 20 ribu - 30 ribu tentara Rusia yang ditempatkan di utara Sungai Dnipro.
Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya telah menghentikan intervensi langsung di Ukraina, tetapi mempersenjatai, memberi masukan dan memungkinkan militernya untuk mempertahankan Kyiv melawan tentara invasi Rusia.
Baca juga:
- Bertemu di Wina, Kepala IAEA Sebut Iran Tidak Membawa Hal Baru dalam Pembicaraan Program Nuklir
- Tak Hadiri KTT G20 di Bali, Presiden Putin Diwakili Menlu Sergei Lavrov
- Rusia Tarik Pasukannya dari Kherson, Presiden Ukraina Zelensky: Musuh Tidak akan Memberi Hadiah Kepada Kita
- Sebut Bola Sepenuhnya di Tangan Militer, Menlu Retno: Situasi Myanmar Tidak Boleh Menghambat Perkembangan ASEAN
Jenderal Milley mengatakan, konflik sejauh ini telah mengubah 15 juta menjadi 30 juta orang Ukraina menjadi pengungsi, dan mungkin menewaskan 40.000 warga sipil Ukraina.
"Anda melihat lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka. Hal yang sama mungkin terjadi di pihak Ukraina. Banyak penderitaan manusia," terang Milley.
Terlepas dari jumlah korban yang tinggi, para pejabat AS mengatakan Moskow tidak dapat mencapai tujuannya di Ukraina, mengajukan pertanyaan tentang berapa lama Rusia akan dapat mempertahankan invasi yang telah menghancurkan sebagian pasukan darat mekanisnya, menipiskan persediaan artileri.