Penuhi Kebutuhan 20,21 Juta Tenaga Kerja Industri pada 2024, Kemenperin Terapkan Pendidikan Vokasi Sistem Ganda
JAKARTA - Kementerian Perindustrian proaktif menjalin kerja sama dengan pelaku industri dalam rangka mencetak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satunya melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) dengan menerapkan model ganda atau dual system.
Model dual system merupakan akomodasi bagi para siswa untuk belajar bukan hanya di kelas, melainkan juga langsung terjun di dunia industri.
"Kebutuhan tenaga kerja sektor industri diprediksi akan terus naik. Pada 2024, kebutuhan tenaga kerja sektor industri diperkirakan sebesar 20,21 juta orang atau bertambah rata-rata sekitar 682 ribu pekerja per tahun selama periode 2021-2024," kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan, di Jakarta, Selasa 8 November.
SDM unggulan ini, kata Arus, diharapkan nantinya langsung terserap di sektor industri sesuai kebutuhan pasar kerja saat ini.
"Dual System diharap mampu memberikan manfaat kepada perusahaan, seperti mendapatkan tenaga kerja yang ready to work dengan pola magang kerja pada tahun keempat selama dua semester, ketersediaan tenaga kerja yang continuable, serta dapat mengurangi waktu dan biaya, seperti rekrutmen dan training untuk tenaga kerja baru bagi industri," paparnya.
Program dual system yang diterapkan unit pendidikan Kemenperin mendapatkan apresiasi karena mampu mecetak SDM yang berkualitas tanpa proses rekrutmen yang panjang, sehingga biaya untuk rekrutmen pun bisa dipangkas.
"Dari sisi siswa, mereka dapat kesempatan meningkatkan kompetensinya lebih matang, sementara dari sisi sekolah, pengembangan kurikulum disesuaikan dengan industri sehingga link and match," imbuh Arus.
Di sisi lain, BPSDMI Kemenperin turut memberikan apresiasi kepada para unit pendidikan vokasi binaannya yang gencar menggandeng sektor industri di wilayahnya.
Baca juga:
- Jurus Menperin Selamatkan Industri Tekstil dan Alas Kaki yang Tengah 'Sekarat'
- Kemenperin Rilis IKI Sebagai Antisipasi Pertumbuhan Sektor Perindustrian yang Melambat
- Menperin Agus: Industri Manufaktur Tumbuh 4,83 Persen di Triwulan III 2022
- Banyak Industri Tumbuh Lambat, Kemenperin Lakukan Tiga Kebijakan Mitigasi
Beberapa waktu lalu, misalnya, SMK-SMTI Yogyakarta rutin menyelenggarakan kegiatan temu industri. Kegiatan temu industri (industrial meeting) ini dirasa efektif untuk menjalin, memperkuat, serta memperluas kerja sama dengan industri.
"Masukan-masukan konstruktif yang diberikan mitra industri adalah modal utama bagi SMK-SMTI Yogyakarta untuk terus melakukan continuous improvement dalam merancang pendidikan vokasi yang benar-benar link and match dengan kebutuhan industri," ujar Kepala Sekolah SMK-SMTI Yogyakarta, RR Ening Kaekasiwi.
Ening menambahkan agar penerapan model pendidikan sistem ganda (dual system) bisa berjalan dengan baik, sekolah-sekolah Kemenperin terus bekerja sama dengan sejumlah sektor industri.
"Seperti yang kami lakukan melalui temu industri bertajuk Sharing Implementasi Dual System dengan Industri Area Jawa Tengah yang berlangsung pada 2-4 November 2022," ucapnya.
Dari hasil pertemuan, kerja sama yang terjalin antara industri dengan SMK-SMTI Yogyakarta adalah Prakerin (Praktik Kerja Industri) dan OJT (On the Job Training) bagi siswa di industri tersebut. Prakerin dan OJT dapat diperuntukan bagi tiga jurusan di SMK SMTI Yogyakarta, yakni Kimia Analisis, Teknik Kimia, dan Teknik Mekatronika.
Adapun sejumlah perusahaan industri yang terlibat dalam kegiatan tersebut, di antaranya PT Air Mancur, PT Cahaya Gunung Foods, PT Pan Brothers, PT Pura Barutama Kudus, PT Pura Nusa Persada, PT Nippon Indosari, PT Tirta Investama, PT Indo Acidatama, PT Sari Warna Asli Textile, PT Wastec International, PT Marimas Putera Kencana, PT Asia Pasific Fibers, PT So Good Food Dairy, PT Semarang Indo Herbal Indoplant, PT Phapros, dan PT GS Battery Plant Semarang.