Jadi Panduan Bisnis Masa Depan, Praktik Energy Social and Governance Belum Sepenuhnya Dipahami Dunia Usaha

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk baru saja merilis hasil kajian yang dilakukan oleh Mandiri Institute terkait dengan pemahaman serta implementasi Energy, Social and Governance (ESG) di Indonesia.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, hasil riset perseroan bertajuk Towards ESG Implementation in Indonesia dapat menjadi acuan terkait perkembangan terkini ekonomi berkelanjutan nasional.

Disebutkan bahwa laporan ini menunjukkan ESG sebagai faktor utama dalam keberlanjutan bisnis, baik saat ini maupun masa depan.

“Adopsi ESG bukan hanya sekedar mengikuti regulasi saja, tetapi juga mengenai langkah implementasinya terhadap strategi bisnis dan corporate practices untuk mendapatkan tangible benefit serta value creation yang lebih tinggi bagi perusahaan,” ujarnya di Jakarta pada Rabu, 2 November.

Menurut Darmawan, ditemukan sejumlah tantangan yang mesti dihadapi sektor swasta dalam mengimplementasikan ESG, antara lain beragamnya indikator dalam mengukur implementasi di tingkat korporasi.

Dari data survei Mandiri Institute ditemukan bahwa sekitar 60 persen responden yang berasal dari perusahaan listed atau terbuka mengalami kesulitan dalam menentukan indikator ESG yang akan digunakan.

"Hal ini menunjukkan perlunya dukungan terkait dengan peningkatan awareness dan pemahaman terkait ESG, termasuk mempersiapkan strategi dalam menghadapi tantangan dan mencapai potensi ESG ke depan," tutur dia.

Lebih lanjut, bank bersandi bursa BMRI mengungkapkan hasil riset turut menyediakan perspektif baru tentang pandangan bisnis, investor, dan pengelola dana tentang ESG yang dapat menjadi masukan penting untuk perbaikan ke depan.

Adapun, penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari korporasi baik listed maupun non-listed, investor individual, hingga fund manager.