Pemerintah Harus Kuatkan Pasar Domestik dan Jaga Inflasi untuk Hadapi Krisis Global

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah strategis untuk bisa menghadapi ketidakpastian ekonomi globL yang berlanjut saat ini.

“Penting untuk disadari bahwa kita sesungguhnya butuh pertumbuhan ekonomi yang kuat untuk melanjutkan proses pemulihan,” ujarnya ketika berbicara di forum The Indonesia 2023 Summit: Rebuild the Economy, Kamis, 27 Oktober.

Dalam penjelasannya, Bambang setidaknya menyoroti dua poin penting yang mesti dijadikan fokus. Pertama, mengoptimalkan pangsa pasar di dalam negeri demi menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat. Kedua, memastikan tingkat inflasi tetap terkendali.

“Dalam inflasi ini tentu perlu diimbangi dengan pemberian subsidi dari pemerintah. Namun saya kira subsidi yang berlebihan juga tidak baik karena bisa berbahaya bagi keuangan negara,” tuturnya.

Bambang menambahkan, melalui kombinasi subsidi dan perlindungan sosial maka pemerintah mempunyai kemampuan lebih untuk bisa mengendalikan laju inflasi yang saat ini memang sedang tinggi.

“Kabar baiknya adalah proyeksi ekonomi ke depan bagi negara berkembang itu lebih baik dibandingkan dengan negara maju, dan kita termasuk di dalam kelompok negara berkembang tersebut,” tegasnya.

Bambang sendiri berkeyakinan jika pertumbuhan ekonomi RI pada tahun ini berpotensi menyentuh level di atas 5 persen.

“Tapi kita harus tetap waspada pada 2023. Saya pikir untuk bisa mencapai 5 persen (tahun depan) akan cukup menantang. Tetapi beruntungnya, kita akan bisa menunjukan kinerja yang lebih baik dari pada kekuatan ekonomi utama dunia,” tutup Bambang Brodjonegoro yang sempat juga tercatat sebagai Menteri PPN/Bappenas, dan Menteri Riset Teknologi di era Presiden Jokowi.