Bantah Stok Kedelai Hanya Tersisa Seminggu, Mendag Zulhas: Itu Hoaks, Pasokan Aman untuk Tiga Bulan
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membantah bahwa stok kedelai hanya tersisa untuk tujuh hari ke depan. Dia menjamin bahwa stok komoditas pangan impor tersebut masih aman dan masih cukup untuk tiga bulan.
"Kedelai stoknya aman bisa untuk tiga bulan. Dibilang stoknya cuma seminggu, itu hoaks. Stoknya aman bisa untuk tiga bulan," katanya di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa 25 Oktober.
Terkait dengan gejolak harga kedelai, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengakui memang masih mahal. Kata dia, hal ini karena kedelai yang dijual di pasaran merupakan kedelai impor beberapa bulan lalu yang dibeli saat harganya masih tinggi.
Namun, kata Zulhas, dalam waktu beberapa bulan ke depan harganya akan turun. Apalagi, harga kedelai dunia sudah turun. Zulhas menekankan bahwa harga kedelai dipengaruhi kurs dolar.
"Harga masih (mahal), karena ini kan belinya yang lalu belinya Juli-Agustus ya kan, nah tiga bulan lagi udah mulai turun. Tapi kalau kurs naik, kan susah juga," ujarnya.
Baca juga:
- Persiapkan Ketersediaan dan Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Terus Kawal Program Sejuta Hektare Lahan
- Mengenal Pilar Ketahanan Pangan dan Strategi Pemerintah Mendorong Pertanian Berdaulat
- Rupiah Melemah, Mendag Zulhas Optimistis Tak Berdampak pada Harga Pangan
- Lanjutkan Subsidi Selisih Harga Kedelai Rp1.000 per Kg Sampai Akhir Tahun, Mendag Zulhas Bakal Permudah Persyaratan
"Tapi harga internasional sudah turun. Jadi yang beli sekarang sampainya kan 40 hari, jadi 40 hari lagi sudah turun. Turun harga dolarnya ya, turun sudah. Tetapi yang hari ini harga beli yang lalu masih mahal gitu," sambungnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Pangan Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawai mengatakan bahwa stok kedelai hanya bertahan selama 7 hari.
Menurut Astawai, dengan pasokan kedelai yang hanya bertahan satu pekan tersebut harus menjadi perhatian. Pasalnya, komoditas pangan impor tersebut sangat dibutuhkan untuk industri makanan di dalam negeri. Di antaranya oleh perajin tahu dan tempe.