JAKARTA - Pemerintah telah melakukan impor komoditas kedelai sebagai respons kelangkaan kedelai dan kenaikan harga tahu tempe di pasar.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan memastikan kedelai impor akan masuk ke Indonesia pada Januari 2023.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan menjelaskan, impor kedelai kali ini berasal dari Afrika Selatan (Afsel).
Semua persyaratan sudah dipenuhi pemerintah Indonesia, hanya tinggal menunggu izin karantina dari importir.
"Kedelai Januari 2023 masuk dari Afrika Selatan. Kata Kabulog tinggal tunggu izin karantina dari sananya (Afsel), bukan dari kita. Kita udah pesan. Jadi karantina selesai, baru itu masuk kedelai," katanya di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis, 15 Desember.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kembali menegaskan harga barang kebutuhan pokok (bapok) secara umum stabil dan stok aman menjelang peringatan hari besar keagamaan Natal dan tahun baru.
Mendag memastikan pula barang kebutuhan pokok akan terus tersedia. Jika ada gejolak harga, sambung dia, pemerintah akan langsung bertindak dengan memberikan subsidi, baik untuk harga maupun untuk biaya logistik.
"Pemerintah menjamin ketersediaan barang pokok dan jika ada kenaikan harga, langsung disubsidi melalui pemerintah daerah," ujarnya dalam keterangan pers pada Minggu, 4 Desember.
Adapun terkait pengurusan izin impor produk hortikultura, dia meminta pelaku usaha memenuhi persyaratan sesuai aturan dan mengutamakan impor komoditas yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri.
"Produk hortikultura yang mampu kita hasilkan tidak perlu impor. Utamakan buah-buahan dan sayur-sayuran lokal. Buah yang sudah ada di dalam negeri tidak perlu diimpor lagi," katanya.
BACA JUGA:
Kemudian, Zulhas juga menyatakan pemerintah telah menugaskan Bulog untuk mengimpor 300.000 ton kedelai dan akan dijual dengan harga sekitar Rp11.000 per kilogram jika harga impornya Rp12.000 per kilogram.
Sekadar informasi, berdasarkan cacatan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 25 November 2022, stok kedelai akhir Desember mencapai 58.708 ribu ton. Ketahanan stok tersebut hanya untuk kebutuhan 7 hari.