Tanggapi Pemberitaan Forbes, TikTok Bantah Perusahaan Induknya Melacak Lokasi GPS Warga AS

JAKARTA - Tim TikTok telah menyangkal adanya pelacakan lokasi GPS oleh perusahaan induknya, ByteDance, terhadap warga di Amerika Serikat (AS).

Penyangkalan tersebut disampaikan langsung oleh tim komunikasi TikTok di Twitter, setelah muncul pemberitaan dari Forbes yang mengklaim bahwa ByteDance menggunakan aplikasi TikTok untuk melacak lokasi pengguna di AS.

TikTok mengatakan, Forbes tidak memasukkan bagian dari pernyataan perusahaan yang menyangkal kelayakan tuduhan yang dilontarkan tersebut.

"TikTok tidak mengumpulkan informasi lokasi GPS yang akurat dari pengguna AS, yang berarti TikTok tidak dapat memantau pengguna AS seperti yang disarankan artikel tersebut," tulis tim Komunikasi TikTok dikutip Minggu 23 Oktober.

Perusahaan mengaku bahwa TikTok sama sekali tidak digunakan untuk "menargetkan" anggota pemerintah AS, aktivis, tokoh masyarakat, atau jurnalis mana pun.

"Kami juga tidak menyajikan pengalaman konten yang berbeda dari pengguna lain kepada mereka," terangnya lebih lanjut.

Artikel Forbes juga menyebutkan bahwa, tim di balik pelacakan ini adalah bagian dari tim Audit dan Departemen Pengendalian Risiko ByteDance.

Lagi-lagi, TikTok menyangkal tuduhan tersebut dengan mengatakan: "Tim Audit Internal kami mengikuti kebijakan dan proses yang ditetapkan untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan untuk melakukan penyelidikan internal atas pelanggaran kode etik perusahaan, sebagaimana standar di perusahaan di seluruh industri kami."

Pada Juni lalu, TikTok juga telah memindahkan lokasi penyimpanan default data pengguna AS ke server cloud Oracle yang berlokasi di AS.

Keputusan tersebut dibuat tepat ketika BuzzFeed News menerbitkan laporan tentang karyawan ByteDance yang berbasis di China yang berulang kali mengakses data non publik tentang pengguna TikTok di AS.