2 Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Batang Jateng, 1 Dinyatakan Telah Meninggal
JATENG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batang melaporkan menemukan dua kasus gagal ginjal akut pada anak, satu di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Direktur RSUD Batang dr Muhammad Ali Balki mengatakan, kasus gagal ginjal anak yang ditemukan itu masuk kategori nonmisterius karena ada beberapa faktor penyerta.
"Sudah ada dua kasus gagal ginjal akut pada anak. Akan tetapi, dua penderita itu tidak masuk kategori misterius karena ada faktor penyertanya seperti pasien terjangkit DBD, sedang pasien yang menjalani rawat jalan diketahui kakaknya juga punya riwayat gagal ginjal," katanya di Batang, Jawa Tengah (Jateng), dikutip dari Antara, Jumat 21 Oktober.
Ali menyebutkan, kasus gagal ginjal anak hingga kini belum diketahui penyebab pastinya dan sulit dideteksi secara kasat mata karena gejalanya ringan seperti panas, batuk, dan pilek.
Apabila orang tua melihat anaknya mengalami gejala itu, kata dia, agar secepatnya dibawa ke dokter dan orang tua tidak memberikan obat-obatan sembarangan.
"Jika anak sakit segera diperiksakan ke dokter. Jangan sembarangan diberi obat dan hati-hati dalam menggunakan obat, cek dulu apakah terdaftar dalam BPOM dan sebagainya," kata Ali.
Baca juga:
- DPR Semprot PSSI Gelar Fun Football: Tidak Pantas 'Merayakan' Tragedi di Tengah Kuburan Korban Kanjuruhan yang Belum Kering
- MAKI Minta Firli Bahuri Tak Ikut IDI Cek Kondisi Lukas Enembe di Jayapura
- Alasan Polri Belum Gelar Sidang Etik Irjen Teddy Minahasa
- Terkenal Nasionalis, Duet Ganjar-Airlangga Dinilai Bisa Diterima Basis Massa Islam Pilpres 2024
Dalam kesempatan sama, dokter anak RSUD Batang, dr Evi Susanti menyebutkan orangtua wajib memerhatikan kesehatan anak dan keluarga dengan makan makanan yang sehat dan bergizi untuk mencegah gagal ginjal akut pada anak.
Termasuk, kata dia, tidak memberikan parasetamol atau obat cair untuk pengobatan pada anak.
Ia mengatakan, sebenarnya di Indonesia belum ditemukan adanya indikasi dari obat cair parasetamol tersebut namun sebagai upaya preventif maka disarankan untuk tidak menggunakan obat jenis itu dulu karena masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.
"Sebagai pengganti, orang tua bisa memberikan obat penurun panas pada anak dengan parasetamol tablet atau puyer. Orang tua juga tidak perlu khawatir berlebihan," ujar Evi.