Mahfud MD: Proses Jatuhnya Korban Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan dari yang Beredar di Medsos
JAKARTA - Menko Polhukam sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan, Mahfud MD, mengungkapkan apa yang dialami korban Tragedi Kanjuruhan mengerikan.
Menurut Mahfud, luka sedang atau berat serta trauma atas kekerasan yang dialami korban tragedi usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu 1 Oktober malam itu, melebihi dari apa yang disaksikan di layar kaca atau media sosial (medsos).
"Fakta yang kami temukan korban yang jatuh itu, proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di medsos," kata Mahfud MD saat konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Oktober.
Baca juga:
- Kasus Lukas Enembe Diminta Pakai Hukum Adat, ICW: Tak Ada Kaitannya
- NasDem Tegaskan Setia kepada Jokowi Usai Nonaktifkan Zulfan Lindan dan Deklarasikan Anies Baswedan
- 2 Video Ini Bikin Penulis Buku Jokowi Undercover dan Gus Nur Jadi Tersangka Penistaan Agama
- Anggaran Perbaikan Jalur Busway Membengkak Jadi Rp57,5 Miliar
Mahfud mengatakan, hal itu disimpulkan berdasarkan rekaman CCTV di kawasan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. CCTV itu diperoleh tim investigasi dari aparat kepolisian.
"Karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV, yang dimiliki aparat," ujarnya.
Mahfud MD bersama seluruh anggota TGIPF menyerahkan langsung hasil temuan investigasi Tragedi Kanjuruhan yang merengut 132 jiwa kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat 14 Oktober siang.
Laporan TGIPF disampaikan ke kepala negara setelah hasil temuan dianggap rampung oleh TGIPF pada Kamis 13 Oktober kemarin.