NasDem Tegaskan Setia kepada Jokowi Usai Nonaktifkan Zulfan Lindan dan Deklarasikan Anies Baswedan
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden Jokowi saat Pembukaan Sekolah Legislatof Partai NasDem di Pancoran, Jakarta pada 16 Juli 2019. (Antara-Desca L N)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menegaskan partainya masih setia mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga akhir jabatan pada 2024.

“Kita punya garis yang jelas terhadap pemerintahan Pak Jokowi. Tentu kita tidak ingin hal-hal yang kemudian lebih menimbulkan damage yang merusak partai,” tegas Wakil Ketua Badan Legislasi DPR itu kepada wartawan, Kamis, 13 Oktober.

Dia menuturkan,NasDem tidak ingin adanya perusak di dalam tubuh partai dengan mengeluarkan pernyataan yang tidak produktif.

Sebab itu, lanjut dia, NasDem memutuskan menonaktifkan politikus senior Zulfan Lindan dari kepengurusan. Willy mengatakan, pola pikir Zulfan tidak lagi tegak lurus dengan pemikiran dan platform NasDem.

Ketua Umum NasDem Surya Paloh diktahui memberikan teguran keras kepada Zulfan usai memberikan pernyataan soal Anies Baswedan antitesa dari Presiden Joko Widodo.

Sebagai elite di Partai NasDem, tambah Willy, seharusnya Zulfan berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan ke publik. Menurutnya, hal itu yang kemudian mendapat peringatan keras dari ketua umum.

“Sekarang dinonaktifkan sebagai Ketua DPP. Kedua tidak boleh memberikan statement dan hadir di forum manapun mengatasnamakan partai,” tandasnya.

Sebelumnya, tak lama usai deklarasi Anies sebagai Capres NasDem, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G. Plate juga menegaskan partainya tetap barisan koalisi pendukung Presiden Jokowi.

"Hubungan itu baik dan harus terus baik karena harus terus mengawal pemerintahan Pak Jokowi sampai selesai. Komunikasi keduanya seperti biasa,” kata Johnny di Jakarta, Rabu 13 Oktober.

Johnny menekankan NasDem akan mengawal kontinuitas pembangunan yang sudah dilaksanakan Presiden Jokowi. "Jadi, apa yang kurang lagi, apa yang dikhawatirkan lagi. Kalau masih ada yang kurang itu olah-olah politik," pungkasnya.