Anies Sebut Banjir Akibat Daya Tampung Drainase Terbatas, PDIP: Kalau Sudah Tahu Ya Diperbaiki

JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengaku heran dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyadari banjir Jakarta terjadi akibat daya tampung sistem drainase yang terbatas.

Menurut Gembong, jika Anies sudah mengetahui kondisi drainase di Ibu Kota tak lagi bisa menampung curah hujan yang tinggi, seharusnya hal itu diperbaiki.

"Dia kan sudah tahu persoalannya kalau drainasenya sudah tua. Ya, kalau sudah tahu mau diapain? Kan mesti diperbaiki, tapi enggak diapa-apain. Menyalahkan, tapi tidak ngapa-ngapain juga," kata Gembong dalam pemaparan "Refleksi 5 Tahun pemerintahan Gubernur Anies Baswedan" di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis, 13 Oktober.

Seharusnya, lanjut Gembong, banjir Jakarta bisa diantisipasi kalau Anies memang ingin melakukan upaya antisipasi demi mengurangi dampak banjir. Bukti lainnya adalah nihilnya pelaksanaan normalisasi Sungai Ciliwung.

Sementara terkait pernyataan Anies yang mengungkapkan bahwa penanganan banjir dilakukan dengan senyap, Gembong menganggap demikian. Namun, kesenyapan itu diartikan PDIP dengan tidak ada yang dikerjakan oleh Anies.

"Jadi dalam konteks penanganan banjir beliau mengatakan menangani banjir jakarta dilakukan dengan senyap, ya karena memang enggak ngapa-ngapain. Senyap betul, karena emang enggak dikerjakan," tegasnya.

Sebelumnya, Anies menjelaskan, sistem drainase Jakarta di kawasan permukiman pun hanya dapat menampung 50 milimeter dan kawasan protokol 100 milimeter.

Sementara, beberapa hari lalu memiliki intensitas curah hujan sampai 180 milimeter dalam waktu dua jam. Karenanya, Anies menyebut banjir di Jakarta tidak bisa terhindarkan.

"Hujan yang kita alami kemarin ada yang 140 milimeter, ada 180 milimeter. Padahal terjadinya bukan dalam satu hari, dalam 2-3 jam 180 milimeter, maka otomatis akan terjadi genangan," kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Oktober.