Garuda Indonesia Berpotensi Raup Dana Rp14,3 Triliun dari Rights Issue
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berpotensi meraup dana hingga Rp14,3 triliun dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 68,07 miliar saham baru. Aksi yang dilakukan maskapai nasional ini sehubungan dengan suntikan dana berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.
Manajemen Garuda dalam keterangan resmi, dikutip Kamis 13 Oktober menyebutkan, GIAA siap melepas sebanyak 68,07 miliar saham atau setara 268,97 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan. Adapun saham baru dalam HMETD ini akan dikeluarkan dengan harga pelaksanaan Rp 182-210 per saham.
Harga pelaksanaan final akan ditetapkan setelah pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah tentang penambahan PMN kepada perseroan sehubungan dengan transaksi dan konversi OWK. Tanggal penerbitan peraturan pemerintah oleh pemerintah tersebut diperkirakan antara tanggal 11 November 2022 sampai 17 November 2022, atau selambat-lambatnya sebelum tanggal efektif pernyataan pendaftaran dari OJK.
Sesuai dengan rencana perdamaian, harga pelaksanaan juga akan ditentukan dengan mempertimbangkan penilaian harga wajar atas saham perseroan oleh penilai independen. Berdasarkan laporan penilaian 100 persen saham Garuda tanggal 7 Oktober 2022, penilai independen menentukan harga wajar saham perseroan adalah Rp196 per saham.
Selain atas dasar penilaian penilai independen, harga pelaksanaan juga mengacu pada keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melalui surat Nomor S-654/MBU/10/2022 tanggal 12 Oktober 2022 yang telah menetapkan harga pelaksanaan, baik rights issue maupun Obligasi Wajib Konversi (OWK), berada dalam rentang Rp 182-210 per saham.
Sementara ihwal private placement, Garuda akan menerbitkan saham sebanyak 22 miliar saham yang ditujukan untuk konversi utang kreditur senilai Rp4,2 triliun. Manajemen meyakini, private placement akan mampu memperbaiki struktur permodalan perseroan.
Kendati harga pelaksanaan sudah disebutkan, penetapan harga finalnya masih akan menunggu Peraturan Pemerintah (PP) yang rencananya diterbitkan Pemerintah pada 11-17 November mendatang.
Mengingat nilai nominal pada aksi penambahan modal ini pada rentang Rp 182-210 per saham alias lebih rendah dari nilai nominal saham yang sudah diterbitkan yakni Rp 459 per saham, perseroan akan menerbitkan saham seri C dengan nilai nominal berbeda sesuai ketentuan POJK No. 31/2017 tentang pengeluaran saham dengan nilai nominal berbeda.
Terkait penggunaan dana hasil rights issue, manajemen menjelaskan bahwa seluruh dana yang terkumpul akan digunakan untuk maintenance, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve serta modal kerja yang mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat dan pembayaran biaya restrukturisasi.
Sementara dana hasil private placement akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan pinjaman atau kewajiban keuangan perseroan kepada kreditur yang berhak menerima ekuitas sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian perdamaian.
Baca juga:
Di samping rights issue dan private placement, Garuda juga berencana menerbitkan OWK melalui private placement sebanyak Rp8,5 miliar dengan tenor maksimum selama tujuh tahun yang seluruhnya bakal ditebus Pemerintah. Berdasarkan perjanjian penerbitan OWK, Garuda telah menerbitkan OWK sebesar Rp 1 triliun dengan tenor selama tiga tahun.
Sesuai rencana perdamaian, OWK bakal dikonversi menjadi saham perseroan berdasarkan harga pelaksanaan. OWK yang akan dikonversi sebesar Rp1 triliun menjadi sebanyak-banyaknya 20 miliar saham baru dalam perseroan yang seluruhnya akan diterbitkan untuk Pemerintah Republik Indonesia.
Adapun ihwal jadwal pelaksanaan, manajemen Garuda memperkirakan aksi penambahan modal akan berlangsung pada Desember 2022 dengan indikasi jadwal penerbitan peraturan Pemerintah tentang PMN dan privatisasi dilaksanakan pada 11-17 November 2022.
Kemudian, penyertaan efektif OJK untuk rights issue pada 21 November 2022, recording date pada 1 Desember 2022, periode perdagangan dan pelaksanaan rights issue pada 5-9 Desember 2022, serta penerbitan saham baru terkait rights issue berlangsung pada 7-13 Desember 2022.