Ungkap Jumlah Pasukannya yang Terjun Dalam Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina, Pemimpin Chechnya: Intelijen Barat Kobarkan Perang Informasi
JAKARTA - Pemimpin Chechnya mengungkapkan jumlah pasukannya yang terjun dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina, menangkis upaya 'pemisahan' Rusia dan Chechnya yang dilakukan Barat.
Sekitar 10.000 kombatan Chechnya bertempur dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina, kata Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, menyebut jumlahnya akan bertambah dan tingginya minat ada sukarelawan yang ingin bergabung.
"Sekitar 10.000 putra pemberani kita sudah bertempur di perbatasan [di daerah operasi militer khusus]. Resimen tambahan akan berangkat ke zona operasi khusus dalam beberapa hari mendatang," ungkapnya, melansir TASS 7 Oktober.
"Setiap hari, republik kita menerima sukarelawan yang mempercayai instruktur kami dan ingin bergabung dengan barisan formasi Akhmat," lanjutnya.
Lebih jauh diterangkan olehnya, ini adalah tampilan "konsolidasi masyarakat Rusia yang diimpikan oleh Akhmat-Khadzhi Kadyrov (pemimpin pertama Republik Chechnya) dan Vladimir Putin," tegas Kadyrov.
"Intelijen Barat telah mengobarkan perang informasi subversif, mencoba membuat orang Rusia percaya bahwa Republik Chechnya bukan bagian dari Rusia. Namun, kami telah membuktikan bahwa kami, orang-orang Chechnya, adalah bagian yang tak terpisahkan dari keluarga besar Rusia," tegas Kadyrov.
Baca juga:
- Lagi, Rusia Ganti Komandan Militernya di Tengah Perang: Jenderal 'Alumni' Chechnya dan Suriah Jabat Komandan Distrik Timur
- Bukan Pukulan di Kepala dan Badan, Ini Penyebab Kematian Mahsa Amini Menurut Koroner Iran
- Menlu Iran Sebut Bantuan Senjata untuk Pihak yang Bertikai di Perang Rusia-Ukraina akan Menunda Perdamaian
- Bicara di Telepon, Presiden Putin dan Erdogan Bahas Peningkatan Hubungan dan Akhir Perang Ukraina
Terlepas dari hasil operasi khusus, "Rusia dan kami akan membasmi setan dan setan berbahasa Chechnya sampai yang terakhir di tempat manapun di dunia," dia meyakinkan.
Kemarin, Kadyrov yang berulang tahun ke-46, menerima kado tidak biasa dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni kenaikan pangkat menjadi Kolonel Jenderal.