Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Dagestan Sergey Melikov mengungkapkan, Letnan Jenderal Rustam Muradov telah ditunjuk sebagai komandan Distrik Militer Timur.

"Salah satu dari kami, Pahlawan Rusia Rustam Muradov, diangkat sebagai komandan Distrik Militer Timur, salah satu distrik militer paling kuat di negara ini dalam hal personelnya," tulis Melikov di saluran Telegramnya pada Hari Jumat, melansir TASS 7 Oktober.

Menurut pemimpin Dagestan, menunjuk Muradov adalah keputusan yang tepat.

"Rustam Usmanovich selalu menjadi pemimpin yang memotivasi orang lain, ahli strategi yang membuat keputusan yang tepat, pejuang pemberani yang memimpin serangan. Saya yakin bahwa kualitas ini, selain pendidikan militer dan pengalaman tempur yang diperolehnya di daerah yang paling bergolak, Chechnya dan Suriah, akan membantunya menangani tugas-tugas tempur dengan cemerlang," tukasnya.

Mengutip Novaya Gazeta, BBC Russian Service melaporkan Muradov telah dianugerahi penghargaan bergengsi 'Order of Courage' sebanyak dua kali. Hingga 2009, Muradov bertugas di Chechnya dan memimpin Brigade Senapan Motor ke-17 di kota Shali di Chechnya, ia kemudian dipindahkan untuk bertugas di wilayah Zabaykalsky.

Sejak 2018, ia menjadi wakil komandan Distrik Militer Selatan. Dan, dari November 2020 hingga September 2021, ia memimpin pasukan penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh.

Kendati demikian, belum ada konfirmasi langsung dari Kremlin maupun Kementerian Pertahanan Rusia mengenai pergantian ini.

Naiknya Rustam Muradov sebagai Komandan Distrik Militer Timur, menggantikan Kolonel Jenderal Alexander Chaiko, mengutip Reuters dari RBC. Muradov, yang diberi sanksi oleh Uni Eropa pada Februari, sebelumnya bertugas di wilayah Donbas, Ukraina timur.

Pada Hari Senin, RBC melaporkan Komandan Distrik Militer Barat, Kolonel Jenderal Alexander Zhuravlyov, telah diganti, tak lama setelah kerugian dramatis Rusia di timur laut Ukraina bulan lalu dan merebut kembali pusat strategis Lyman, di wilayah Donetsk oleh Ukraina.

Pada Bulan September, wakil menteri pertahanan yang bertanggung jawab atas logistik, Jenderal Dmitry Bulgakov, digantikan oleh Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, yang dituduh oleh Uni Eropa mengatur pengepungan pelabuhan Mariupol Ukraina di awal perang yang menewaskan ribuan warga sipil.