Diduga Manfaatkan Jabatan, Deputi KPK Pahala Nainggolan Dilaporkan ke Dewan Pengawas
JAKARTA - Deputi Pencegahan dan Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan dilaporkan ke Dewan Pengawas KPK. Pelaporan dilakukan oleh pegiat antikorupsi, salah satu pakar hukum Universitas Andalas Feri Amsari.
"Kami menduga Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK (Pahala Nainggolan) tersebut menyalahgunakan kewenangan, kami menduga juga bahwa Deputi Pencegahan memanfaatkan kewenangan tersebut untuk kepentingan BUMN," kata Feri kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Oktober.
Feri mengatakan penyalahgunaan kewenangan terjadi ketika Pahala menerbitkan surat tanggapan permohonan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) pada 2017 lalu. Saat itu, PT Geo Dipa Energi meminta klarifikasi terkait rekening milik PT Bumigas Energi di HSBC Hong Kong.
Atas permintaan itu, KPK kemudian menjawab PT Bumigas Energi tak punya rekening di bank tersebut.
Surat itu juga menyinggung kewajiban penyediaan data penarikan pertama atas kontrak kerja PT Geo Dipa Energi dengan PT Bumigas Energi terkait proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Dieng dan Patuha.
Terhadap surat itu, Feri menyebut hal tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Apalagi, PT Bumigas Energi sudah melakukan konfirmasi terkait transaksi penarikan pertama kepada HSBC Hongkong pada awal 2018.
"Sehingga surat dari Deputi Penindakan KPK tersebut tidak memiliki alasan hukum bahwa PT Bumigas tidak memiliki rekening HSBC Hongkong pada tahun 2005," ungkap Feri.
Baca juga:
Klarifikasi yang dilakukan Pahala tidak tepat. Sebab, rekening itu tak langsung di konfirmasi ke HSBC Hong Kong tapi melalui cabang di Indonesia.
"Padahal, seharusnya bukan ke HSBC yang ada di Indonesia. Karena PT Bumigas pada tahun 2005 bukan nasabah HSBC Indonesia, melainkan HSBC yang ada di Hongkong," tegasnya.
Atas kejadian ini, PT Bumigas Energi dianggap merugi. Apalagi, KPK tak pernah memanggil perusahaan tersebut.
Sehingga, Dewan Pengawas KPK diminta bergerak cepat melakukan pengusutan. Apalagi, perbuatannya telah membuat kerugian.
"Kami menduga isi atau konten dari surat Deputi Penindakan KPK Pahala Nainggolan adalah informasi yang hoaks dan menyesatkan," pungkas Feri.