Pemprov Bali Dukung Penerapan WFH dan Sekolah Daring Selama Puncak KTT G20
DENPASAR - Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) permintaan pemerintah pusat agar masyarakat mengurangi aktivitas saat perhelatan Presidensi G20 di Bali dengan menerapkan Work Form Home (WFH) dan sekolah daring.
"Itu kan beliau (Menko Marves Luhut Pandjaitan) melihat dari berbagai macam perspektif. Kalau itu memang terbaik dari pandangan beliau, tentu Pemerintah Provinsi Bali akan mendukung. Karena, banyak faktor yang jadi pertimbangan beliau," kata Cok Ace, saat ditemui di Sanur, Denpasar Selatan, Bali, Rabu, 5 Oktober.
Untuk penerapan WFH bagi karyawan dan sekolah daring di Bali diberlakukan hanya selama perhelatan puncak KTT G20.
Luhut Pandjaitan sebelumnya meminta masyarakat mengurangi aktivitas saat perhelatan Presidensi G20 di Bali pada November 2022.
Luhut meminta Gubernur Bali Wayan Koster menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah daring selama puncak acara demi kelancaran KTT G20.
Baca juga:
- Jokowi Mengaku Telepon Presiden FIFA Infantino Bahas Kanjuruhan Sampai Posisi Indonesia Tuan Rumah di Piala Dunia U-20
- Setelah Pemeriksaan Kesehatan, 11 Tersangka Kasus Brigadir J Batal Ditampilkan di Bareskrim
- Anies Bilang Banjir Cepat Surut karena Sumur Resapan Tapi Pemprov Terjunkan Ratusan Pompa Sedot Air
- Rp6.445 Triliun Adalah Angka yang Diperlukan Negeri ini untuk Bangun Infrastruktur Hingga 2024
Dia yakin mengurangi aktivitas karyawan dan murid tidak akan menimbulkan masalah. Hal ini karena sistem bekerja dan sekolah secara daring telah dilaksanakan pada pertengahan 2020 saat virus corona memuncak.
"Pak Gubernur ini dibantu ya untuk kebijakan sekolah daring dan karyawan agar Work Form Home (WFH) . Saya kira ini tidak ada masalah karena saat Covid-19, kita juga sudah terbiasa dengan daring dan ini sangat membantu untuk penyelenggaraan KTT G20," katanya.