Bagikan:

DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menyetujui permintaan penerapan work from home (WFH) dan sekolah daring pada puncak KTT G20 di Bali.

Sudah beres," kata Koster saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat, 7 Oktober.

Penerapan WFH dan sekolah daring hanya dilaksanakan di Denpasar dan Kota Badung. Penerapannya dilakukan selama 2 hari.

"Bukan di seluruh Bali hanya Denpasar dan Badung saja. (Itu) dua hari," ujar Koster.

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) permintaan pemerintah pusat agar masyarakat mengurangi aktivitas saat perhelatan Presidensi G20 di Bali dengan menerapkan Work Form Home (WFH) dan sekolah daring.

"Itu kan beliau (Menko Marves Luhut Pandjaitan) melihat dari berbagai macam perspektif. Kalau itu memang terbaik dari pandangan beliau, tentu Pemerintah Provinsi Bali akan mendukung. Karena, banyak faktor yang jadi pertimbangan beliau," kata Cok Ace, saat ditemui di Sanur, Denpasar Selatan, Bali, Rabu, 5 Oktober.

Untuk penerapan WFH bagi karyawan dan sekolah daring di Bali diberlakukan hanya selama perhelatan puncak KTT G20.

Luhut Pandjaitan sebelumnya meminta masyarakat mengurangi aktivitas saat perhelatan Presidensi G20 di Bali pada November 2022.

Luhut meminta Gubernur Bali Wayan Koster menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah daring selama puncak acara demi kelancaran KTT G20.