Pembangunan Bendungan di IKN Nusantara Sudah 70 Persen, Masih Ada Kendala Pembebasan Lahan
JAKARTA - Pembangunan bendungan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang merupakan bagian dari kawasan Ibu Kota Negara atau IKN Indonesia baru bernama Nusantara, telah mencapai sekitar 70 persen.
Menurut Kepala Satuan Tugas Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Zulaidi di Penajam, Selasa 4 Oktober, progres atau kemajuan pembangunan fisik bendungan sudah mencapai 70 persen.
Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi di IKN Nusantara yang ditangani Kementerian PUPR tersebut terus dikerjakan dan ditargetkan rampung pada Desember 2022.
Pembebasan lahan seluas 378 hektare untuk pembangunan bendungan belum rampung seluruhnya karena masih terdapat permasalahan. Dari 378 hektare lahan pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi itu masih ada sekitar 4,5 hektare lahan belum dibebaskan, namun ditargetkan pada Oktober 2022 pembebasan lahan itu rampung.
"Masih ada 4,5 hektare lahan belum bebas, di antaranya dua bidang tanah yang sengketa uang dititipkan melalui pengadilan dan 14 bidang tanah masih tunggu kelengkapan berkas," kata Zulaidi, dikutip daro Antara.
Wilayah Kecamatan Sepaku yang masuk dalam proyek pembangunan untuk konstruksi bendungan meliputi Desa Tengin Baru dan Sukomulyo. Kemudian Wilayah Desa Argomulyo terkena proyek pembangunan untuk areal genangan bendungan.
Baca juga:
Zulaidi menjelaskan dari luas lahan 378 hektare tersebut, untuk konstruksi atau badan bendungan 10 hektare dan 280 hektare genangan, serta 88 hektare untuk fasilitas penunjang dan taman (landscape).
Bendungan yang dibangun di wilayah Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, dengan anggaran sekitar Rp556 miliar itu diproyeksikan memiliki daya tampung sekitar 10 juta meter kubik dengan debit air Sungai Tengin Baru sekira 2.400 liter per detik.
Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan bermanfaat sebagai pengendalian banjir, serta dijadikan daerah pariwisata waduk dan konversi Daerah Aliran Sungai Tengin Baru di Kecamatan Sepaku.