Diplomatnya Sempat Ditahan dan Diusir Moskow, Jepang Perintahkan Konsul Rusia Angkat Kaki Dalam Waktu Enam Hari
JAKARTA - Jepang memerintahkan seorang diplomat Rusia yang berbasis di Sapporo untuk meninggalkan negara itu dalam waktu enam hari, kata Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi pada Hari Selasa, sebagai pembalasan atas pengusiran seorang konsul Jepang oleh Moskow bulan lalu.
Mengutip Kyodo News 4 Oktober, Menlu Hayashi mengatakan kepada wartawan, kementeriannya menyatakan diplomat di Konsulat Jenderal Rusia Sapporo persona non grata, setelah pihak berwenang Rusia menahan Konsul Jepang di Vladivostok selama sekitar tiga jam, menuduhnya melakukan spionase sebelum mengusirnya.
Jepang mengatakan, Konsul Tatsunori Motoki, yang kembali ke rumah minggu lalu setelah dinyatakan persona non grata oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, tidak melakukan tindakan ilegal.
Menlu Hayashi mengkritik Rusia karena memperlakukan konsul "secara paksa" selama penahanannya, termasuk ditutup matanya dan ditahan secara fisik.
Dia mengatakan pada Hari Selasa, penahanan dan interogasi Rusia terhadap konsul Jepang adalah "pelanggaran yang jelas dan serius" terhadap hukum internasional dan "sangat disesalkan."
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Takeo Mori hari ini memanggil Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin, memberitahunya tentang keputusan Jepang.
"Jelas bahwa langkah terakhir dari pihak Jepang hanya dapat menyebabkan memburuknya hubungan bilateral lebih lanjut, yang telah menurun baru-baru ini sebagai akibat dari kebijakan destruktif Tokyo," kata Galuzin dalam sebuah pernyataan, seperti melansir Reuters.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Tandatangani Dekrit: Buka Pintu Pembicaraan dengan Presiden Rusia, Tapi Bukan Vladimir Putin
- Tanggapi Provokasi Rudal Korea Utara, Korea Selatan Jatuhkan Dua Bom Presisi
- Kementerian Dalam Negeri Rusia Buka Pusat Perekrutan Tentara untuk Orang Asing, Dapat Hak untuk Jadi Warga Negara
- AS Berencana Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina: Rogoh Kocek Rp9,5 Triliun, Kirim HIMARS hingga Ratusan Kendaraan Antiranjau
Diberitakan sebelumnya, Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh Motoki memperoleh informasi rahasia dengan imbalan pembayaran. Ia sempat ditahan sebelum dibebaskan untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam.
Tokyo telah mengajukan "protes keras" tentang penahanan tersebut dan mengisyaratkan akan melakukan pembalasan, kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno pekan lalu.