Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Ridwan Kamil: Hemat Rp4 Juta per Tahun

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (Adpment), Ridwan Kamil mengatakan, penggunaan mobil listrik jauh lebih hemat ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yang selama ini digunakan masyarakat.

Berdasarkan uji coba perbandingan biaya energi kendaraan listrik dan kendaraan BBM, kata Ridwan, hasilnya untuk jarak tempuh 100 kilometer (KM) membutuhkan biaya sebesar Rp23.375. Sementara dengan kendaraan BBM membutuhkan biaya sebesar Rp107.500.

Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan angka tersebut dihitung dengan menggunakan biaya listrik pada rumah Rp1.699,53 kWh dan BBM jenis Pertalite Rp10.000 per liter. Artinya, penggunaan kendaraan listrik lebih hemat hampir lima kali lipat.

"Saya punya kesaksian seorang bapak-bapak dia biasa keluar uang tiap hari nganter anak tiap hari bolak-balik, anaknya ke sekolah, habis itu berangkat ke tempat kerja, menggunakan kendaraan listrik dia menghemat dan dikalikan setahun Rp4 juta. Sehingga Rp4 juta itu per tahunnya bisa buat macam-macam," katanya dalam Gathering SKK Migas, di Hotel Holiday Inn Bandung, Senin, 3 Oktober.

Dengan penghematan yang didapat tersebut, Emil berharap supaya masyarakat dapat segera beralih menggunakan kendaraan listrik. Mengingat selain bersih juga menghemat kantong.

"Menggunakan kendaraan listrik sama dengan Anda menghemat seperlima biaya kendaraan," ucapnya.

Tak hanya itu, Emil juga mendorong agar program konversi kendaraan BBM ke kendaraan listrik dapat ditingkatkan. Sehingga tidak perlu membeli kendaraan baru.

"Jangan hanya mempromosikan kendaraan listrik baru. Jadi ada dua yang mampu beli mobil baru, beli baru. Yang enggak mampu, konversi aja motor biasanya menjadi listrik," jelasnya.

Untuk mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik berjalan lancar, Emil mengaku tengah melatih bengkel-bengkel di Jawa Barat untuk bisa melakukan konversi kendaraan BBM ke listrik. Apalagi, mengingat adanya potensi pembukaan lapangan kerja.

"Tantangannya sekarang apa? Bengkel-bengkelnya sedang kami latih supaya bisa menerima perubahan motor bebek yang tadinya pakai bensin sudah mulai dikonversi menjadi motor listrik," tuturnya.