BMKG Sudah Siapkan Rencana Mitigasi Bencana Alam Saat KKT G20

JAKARTA -  Menghadapi acara internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)  G20, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah menyiapkan rencana menghadapi kontingensi akibat bencana alam selama pelaksanaan di Bali dari 15 sampai 16 November 2022.

"Rencana kontingensi sudah disiapkan secara matang untuk menghadapi risiko bencana gempa bumi dan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebagaimana dikutip Antara dalam siaran pers BMKG di Jakarta, Sabtu, 1 Oktober.

"Kami juga terus melakukan pengecekan secara berkala dengan melibatkan berbagai instansi terkait guna mendukung kesuksesan agenda KTT G20. Semoga ikhtiar ini dimudahkan dan dilancarkan," tambah Dwikorita.

Ia menjelaskan bahwa BMKG sudah mempersiapkan skenario penanganan bencana alam selama pelaksanaan KTT G20 di Bali, yang bertema "Recover Together, Recover Stronger."

Menurut dia, pemerintah bahkan sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi skenario bencana terburuk, gempa bumi dengan magnitudo 8,5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami dalam tempo 20 hingga 38 menit.

"Mudah-mudahan KTT G20 berjalan aman dan lancar, tidak ada kejadian gempa bumi ataupun tsunami. Namun, apabila terjadi sewaktu-waktu, BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, sudah siap dengan skenario terburuk," katanya.

Dia mengemukakan bahwa fokus utama aksi mitigasi yakni memastikan keamanan dan keselamatan presiden dan pemimpin tinggi negara peserta pertemuan G20 apabila Bali mengalami gempa bumi dan tsunami.

Menurut dia, BMKG bersama dengan berbagai instansi pemerintah yang lain telah menyiapkan Sistem Peringatan Dini dan Respons Cepat Kedaruratan, termasuk jalur evakuasi, rambu evakuasi, dan tempat evakuasi sementara yang aman serta sinergi antar-pihak dalam penanganan kedaruratan.

Area VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Hotel The Apurva Kempinski Bali, dan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali, menurut dia, disiapkan sebagai tempat evakuasi. BMKG sudah memastikan bangunan dan area tersebut konstruksinya tahan gempa hingga magnitudo 8,5.

Dengan rencana mitigasi yang telah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun, Dwikorita optimistis jumlah korban dan kerugian bisa diminimalkan apabila terjadi bencana selama penyelenggaraan KTT G20.

"Insya Allah, target BMKG adalah tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerugian yang berarti," demikian Kepala BMKG.