Berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi Pria, Ini 4 Perubahan Warna Sperma yang Wajib Diwaspadai
YOGYAKARTA – Perubahan warna pada sperma, pada dasarnya berkaitan dengan kesehatan reproduksi pria. Meskipun tidak semua berbahaya, tetapi perlu dikenali kapan menandai sehat atau sebaliknya.
Ahli urologi yang berbasis di Miami, Daniel Martinez, MD., mengatakan bahwa setiap pria perlu meluangkan waktu sejenak untuk memeriksa konsistensi sperma. Tujuannya untuk mengenali kualitas dan gambaran sekilas tentang kesehatan secara keseluruhan. Melansir Men’s Health, Jumat, 30 September, sperma normal berwarna keruh, keputih-putihan dan konsistensinya seperti putih telur agak kental. Kata ahli bedah urologi Jamin Brahmbhatt, MD., jika ada perubahan tidak ada yang perlu ditakutkan.
Tetapi jika tidak hilang setelah ejakulasi dua atau tiga kali, kedua ahli di atas merekomendasikan untuk periksa ke dokter urologi terdekat. Selain menandai kesehatan tertentu, beberapa makanan dan obat-obatan berdampak pada warna, konsistensi, dan bahwa volume sperma Anda. Berikut penjelasan tentang penyebab paling umum dari perubahan sperma dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
1. Warna kuning atau oranye
Pereda nyeri untuk infeksi saluran kemih, yaitu vitamin B dan pyridium, bisa membuat sperma berubah warna menjadi kuning atau oranye. Selain itu, antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkolosis seperti rifampisin, menghasilkan efek yang sama.
Pencahar seperti senna juga dapat mengubah sperma Anda menjadi kemerahan. Sementara antibiotik seperti metronizadole, dapat membuat warna kecokelatan seperti teh. Saran dokter Brahmbhatt, jika efek jenis obat yang disebutkan di atas berdampak buruk, konsultasikan pada dokter dan mintalah untuk mengubah resep.
2. Berwarna merah muda atau kemerahan
Buah dan sayuran tertentu, seperti buah bit, dapat membuat sperma berwarna merah muda atau kemerahan. Jika tak mengonsumsi buah tersebut sebelum ejakulasi, Anda perlu mewaspadai. Karena warna sperma kemerahan bisa disebabkan hematospermia, atau darah dalam sperma. Pendarahan ini mungkin tidak memerlukan penanganan serius, tetapi wajib konsultasikan pada ahli urologi supaya dapat perawatan serta diagnosa tepat.
3. Sperma berwarna merah kecokelatan
Penggunaan kondom penting dalam berhubungan seksual. Terutama jika Anda dan pasangan tidak sedang merencanakan kehamilan. Tujuannya untuk tetap menjaga kesehatan, baik kesehatan reproduksi maupun secara keseluruhan.
Ketika sperma berwarna merah atau cokelat kemerahan, kemungkinan terkena infeksi menular seksual. Seperti klamidia, herpes, atau gonore. Infeksi dapat mengiritasi lapisan saluran kemih, prostat, atau testis. Ini dapat menyebabkan pendarahan dan menciptakan garis-garis merah atau warna cokelat kemerahan.
Papar Brahmbhatt, ada juga kemungkinan bakteri atau virus dapat membuat sperma berwarna kehijauan dan berbau tidak sedap. Biasanya, sperma kehijauan menunjukkan infeksi prostat, tetapi ini jarang sekali terjadi.
Baca juga:
4. Sperma berwarna kuning dan lebih pucat
Perubahan sperma bisa juga disebabkan penyakit kuning. Penyakit kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang berlebihan. Bilirubin ialah bahan kimia alami yang menumpuk di tubuh ketika hati tidak dapat memproses sel darah merah secara efisien. Itu bisa mengubah kulit bagian putih mata menjadi kuning. Juga bisa melakukan hal yang sama pada sperma, tutur dokter Brahmbhatt.
Penyakit kuning, dapat disebabkan oleh hepatitis, batu empedu, pankreatitis, atau bahkan kanker kandung empedu. Biasanya disertai demam, menggigil, atau sakit perut.
Jika mengalami hal ini, seseorang harus menghubungi dokter dan memeriksa kadar bilirubin. Di samping juga perlu mengidentifikasi dan mewaspadai setiap perubahan sperma berdasarkan penjelasan di atas.