Kepala Intelijen Rusia Sebut Ada Jejak Barat Dalam Dugaan Sabotase Kebocoran Jaringan Pipa Gas Nord Stream

JAKARTA - Kepala intelijen Rusia mengatakan pada Hari Jumat, Moskow memiliki materi yang mengindikasikan Barat memiliki peran dalam kebocoran pipa bawah laut Nord Stream, mengancam akan membuat mereka tidak digunakan secara permanen, kantor berita Rusia melaporkan.

"Kami memiliki materi yang mengarah ke jejak Barat dalam organisasi dan pelaksanaan aksi teroris ini," kantor berita Interfax mengutip Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin, dikutip dari Reuters 30 September.

Pernyataan Naryshkin adalah tuduhan paling langsung terhadap Barat dari seorang pejabat senior Rusia. Dia tidak mengatakan bukti apa yang dimiliki Rusia.

Kamis kemarin, Presiden Vladimir Putin mengatakan "sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap jaringan pipa gas Nord Stream adalah "tindakan terorisme internasional."

Di hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Washington berdiri untuk mendapatkan keuntungan dari jaringan pipa yang terganggu.

Sementara itu, Uni Eropa sedang menyelidiki penyebab kebocoran di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 yang dipimpin Gazprom, mengatakan mereka mencurigai adanya sabotase di balik kerusakan di lepas pantai Denmark dan Swedia.

Menteri Energi Swedia mengatakan pada Hari Jumat, 'sangat mungkin' serangan terhadap jaringan pipa dilakukan dengan sengaja.

Baik Nord Stream 1 atau 2 tidak beroperasi ketika retakan ditemukan pada Hari Senin, tetapi keduanya mengandung gas. Nord Stream AG, operator pipa Nord Stream 1 mengatakan pihaknya memperkirakan kebocoran gas akan berhenti pada Hari Senin, tetapi belum dapat mengakses area tersebut untuk menilai kerusakan.