Matahari Tutup 13 Gerai: Rugi 617 Miliar, tapi Masih Bisa Beli Rp550 Miliar Saham Bank Nobu
JAKARTA - Peritel milik keluarga Riady atau Lippo Group, PT Matahari Department Store Tbk mengalami dampak yang tidak main-main akibat pandemi COVID-19. Perusahaan bersandi saham LPPF itu harus merelakan 13 gerainya tutup, dan mencatat kerugian besar di kuartal III 2020.
Mengutip keterbukaan informasi Matahari Department Store di laman Bursa Efek Indonesia, perusahaan mencatatkan kerugian Rp617 miliar di kuartal III 2020. Padahal, di periode yang sama tahun 2019, mereka masih membukukan laba bersih Rp 1,19 triliun.
Kerugian tersebut sejalan dengan pendapatan bersih yang turun 57,5 persen menjadi Rp3,3 triliun. Sedangkan penjualan kotor tercatat sebesar Rp5,9 triliun atau anjlok sebanyak 57,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski dalam keadaan merugi ratusan miliar, Matahari justru memborong 728.000.000 lembar saham PT Bank Nationalnobu (Bank Nobu) milik PT Inti Anugerah Pratama (IAP). Kedua pihak telah menandatangani perjanjian jual beli (PJB) saham pada 4 November 2020 lalu.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan yang dilansir dari keterbukaan BEI, Matahari menyatakan transaksi dilakukan dengan harga pembelian Rp755 per saham. Dengan begitu, secara keseluruhan Matahari merogoh kocek sebesar Rp549,64 miliar.
"PJB tertanggal 4 November 2020 antara Matahari dengan IAP dalam rangka pembelian bagian saham Bank Nobu sejumlah maksimum 728.000.000 saham yang merupakan 16,4 persen dari modal disetor Bank Nobu oleh Matahari yang telah dilakukan dan akan dilakukan pada harga Rp755 per lembar saham atau total Rp549.640.000.000," jelas manajemen Matahari.
Seluruh transaksi tersebut dieksekusi dalam tiga tahap yang meliputi pembelian 400 juta lembar saham pada 4 November 2020; pembelian 260 juta lembar saham pada 11 November 2020; dan pembelian 68 juta saham pada 28 Desember 2020 mendatang. Melalui transaksi tersebut, Matahari percaya akan ada peluang potensial dalam pengembangan bisnis yang signifikan bagi perusahaan pada masa mendatang.
"Manfaat yang diperoleh adalah kemampuan perbankan dan keuangan untuk membangun layanan keuangan Matahari kepada pelanggan dan kemampuan untuk menawarkan fitur layanan tambahan, termasuk pembentukan ekosistem digital untuk pelanggan dan perusahaan sehingga mendapatkan pendapatan tambahan," tulis manajemen Matahari.
Baca juga:
Selain itu, Matahari juga meyakini transaksi ini akan memperkuat jaringan rantai pasokan melalui fasilitas pembiayaan bagi pemasok dan pelanggan. Beban atas pengambilan uang tunai dari gerai-gerai Matahari juga diklaim akan berkurang dengan adanya transaksi tersebut.
Tutup 13 Gerai
Manajemen Matahari Department Store baru-baru ini menyatakan akan kembali menutup enam gerai di beberapa lokasi jelang berakhirnya tahun 2020. Dengan begitu, sudah ada 13 gerai Matahari yang sudah ditutup pada tahun ini imbas dari pandemi COVID-19.
Dikutip dari keterbukaan informasi Matahari di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan menyatakan, sebanyak 6 outlet direncanakan akan ditutup hingga akhir 2020 mendatang. Rinciannya, sebanyak 4 gerai berada di Pulau Jawa, 1 di wilayah Bali, dan 1 di Pulau Sulawesi.
"Dengan demikian, jumlah outlet kami yang akan beroperasi pada akhir 2020 nanti adalah sebanyak 147 dari sebelumnya 153," tulis manajemen Matahari Department Store, dikutip VOI, Senin 30 November.
Selain itu, perusahaan juga memastikan pihaknya tidak akan melakukan pembukaan outlet baru pada kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021 mendatang.
Manajemen Matahari juga menyebutkan, dari 147 outlet yang beroperasi, 23 di antaranya dimasukkan dalam daftar pengawasan guna mengkaji kinerja dan profitabilitas. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan performa outlet-outlet tersebut.
Manajemen Matahari juga akan terus berkomunikasi dengan pengelola pusat perbelanjaan atau pemilik lahan guna mendapatkan biaya sewa yang lebih rendah.