Pengiklan Besar Tarik diri Setelah Iklannya Muncul di Antara Materi Pelecehan Seks Anak di Twitter
JAKARTA - Beberapa pengiklan besar termasuk Dyson, Mazda dan perusahaan bahan kimia, Ecolab, telah menangguhkan kampanye pemasaran mereka atau menghapus iklan mereka di Twitter karena promosi mereka muncul di samping tweet yang meminta pornografi anak. Hal ini dikatakan oleh sumber di Dyson kepada Reuters.
Merek terkenal mulai dari Walt Disney Co, NBCUniversal dan Coca-Cola Co hingga rumah sakit anak-anak termasuk di antara sekitar 30 pengiklan yang muncul di halaman profil akun Twitter yang menjajakan tautan ke materi eksploitatif. Hal ini juga diamini dalam tinjauan Reuters terhadap akun yang diidentifikasi dalam penelitian baru tentang pelecehan seks anak secara online dari kelompok keamanan siber, Ghost Data.
Menurut ulasan Reuters, beberapa tweet termasuk kata kunci yang terkait dengan "pemerkosaan" dan "remaja," dan muncul di samping tweet yang dipromosikan dari pengiklan korporat. Dalam satu contoh, tweet yang dipromosikan untuk merek sepatu dan aksesori Cole Haan muncul di sebelah tweet di mana pengguna mengatakan bahwa mereka "memperdagangkan konten remaja/anak".
"Kami ngeri," kata David Maddocks, presiden merek di Cole Haan, kepada Reuters setelah diberi tahu bahwa iklan perusahaan muncul di samping tweet semacam itu. "Twitter akan memperbaiki ini, atau kami akan memperbaikinya dengan cara apa pun yang kami bisa, termasuk tidak membeli iklan Twitter."
Dalam contoh lain, seorang pengguna men-tweet yang mencari konten "Yung girls ONLY, NO Boys," yang segera diikuti oleh tweet yang dipromosikan untuk Rumah Sakit Anak Scottish Rite yang berbasis di Texas. Scottish Rite tidak memberikan komentar atas laporan itu.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Twitter, Celeste Carswell, mengatakan perusahaan "tidak menoleransi eksploitasi seksual anak" dan menginvestasikan lebih banyak sumber daya yang didedikasikan untuk keselamatan anak, termasuk mempekerjakan posisi baru untuk menulis kebijakan dan menerapkan solusi.
Dia menambahkan bahwa Twitter bekerja sama dengan klien dan mitra periklanannya untuk menyelidiki dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah situasi tersebut terjadi lagi.
Tantangan Twitter dalam mengidentifikasi konten pelecehan anak pertama kali dilaporkan dalam penyelidikan oleh situs berita teknologi The Verge pada akhir Agustus lalu. Penolakan yang muncul dari pengiklan yang sangat penting untuk aliran pendapatan Twitter telah dilaporkan oleh Reuters untuk pertama kalinya.
Seperti semua platform media sosial, Twitter melarang penggambaran eksploitasi seksual anak, yang ilegal di sebagian besar negara. Tapi mereka mengizinkan konten dewasa secara umum dan merupakan rumah bagi pertukaran gambar porno yang berkembang pesat hingga kini. Bahkan menurut dokumen internal perusahaan yang dilihat oleh Reuters, konten dewasa ini terdiri dari sekitar 13% dari semua konten di Twitter.
Twitter sendiri menolak mengomentari volume konten dewasa di platform mereka yang cukup banyak.
Ghost Data mengidentifikasi lebih dari 500 akun yang secara terbuka membagikan atau meminta materi pelecehan seksual anak selama periode 20 hari bulan ini. Twitter gagal menghapus lebih dari 70% akun selama masa studi, menurut kelompok tersebut, yang membagikan temuannya secara eksklusif kepada Reuters.
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi keakuratan temuan Ghost Data secara penuh, tetapi dapat meninjau lusinan akun yang tetap online dan meminta materi untuk "13+" dan "telanjang yang tampak muda."
Setelah Reuters membagikan sampel 20 akun dengan Twitter Kamis lalu, perusahaan menghapus sekitar 300 akun tambahan dari jaringan, tetapi lebih dari 100 lainnya masih tetap berada di situs pada hari berikutnya.
Reuters kemudian pada Senin, 26 September membagikan daftar lengkap lebih dari 500 akun setelah dilengkapi oleh Ghost Data, yang ditinjau dan ditangguhkan secara permanen oleh Twitter karena melanggar aturannya, kata Carswell dari Twitter pada hari Selasa.
Dalam email kepada pengiklan pada Rabu pagi, sebelum publikasi cerita ini, Twitter mengatakan "menemukan bahwa iklan muncul di dalam Profil yang terlibat dengan penjualan publik atau meminta materi pelecehan seksual anak."
Andrea Stroppa, pendiri Ghost Data, mengatakan penelitian tersebut merupakan upaya untuk menilai kemampuan Twitter untuk menghapus materi tersebut. Dia mengatakan bahwa dia secara pribadi mendanai penelitian setelah menerima tip tentang topik tersebut.
Baca juga:
- Fitur Belanja di Twitter Belum Sempurna dan Berbahaya karena Bisa Disalahgunakan
- Saingi Spotify, Twitter Uji Coba Podcast di Spaces
- Laporan Peiter Zatko Mengagetkan, Twitter Pekerjakan Agen China yang Bisa Ambil Data Warga AS
- China Kini Jadi Bagian Penting dari Target Pendapatan Twitter, Ini Penjelasannya
Menurut laporan transparansi perusahaan, Twitter menangguhkan lebih dari 1 juta akun tahun lalu tentang materi eksploitasi anak.
"Tidak ada tempat untuk jenis konten online ini," kata juru bicara pembuat mobil Mazda USA dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa sebagai tanggapan, perusahaan sekarang melarang iklannya muncul di halaman profil Twitter.
Seorang juru bicara Disney menyebut konten itu "tercela" dan mengatakan mereka "menggandakan upaya kami untuk memastikan bahwa platform digital tempat kami beriklan, dan pembeli media yang kami gunakan, memperkuat upaya mereka untuk mencegah kesalahan seperti itu berulang."
Seorang juru bicara Coca-Cola, yang memiliki tweet yang dipromosikan muncul di akun yang dilacak oleh para peneliti, mengatakan tidak memaafkan materi yang dikaitkan dengan mereknya dan mengatakan "pelanggaran apa pun terhadap standar ini tidak dapat diterima dan dianggap sangat serius."
NBCUniversal mengatakan telah meminta Twitter untuk menghapus iklan yang terkait dengan materi yang tidak pantas seperti pelecehan anak.
Berbagai tuntutan itu membuat Twitter makin Terpojok, sebagai media sosial yang tidak bijaksana dalam menangani materi pelecehan anak dan memberikan servis sempurna kepada para pengiklannya.