Telepon Presiden Zelensky: Presiden Erdogan Bahas Perang Rusia Ukraina, Sebut Referendum Sepihak Sulitkan Diplomasi
JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengevaluasi perkembangan perang Rusia-Ukraina dalam panggilan telepon dengan Presiden Volodymyr Zelensky pada Hari Rabu.
Menurut pernyataan yang dibuat oleh Direktorat Komunikasi Turki, selama panggilan itu, Presiden Erdogan menyatakan kegembiraannya, karena telah berhasil menyelesaikan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Memperhatikan bahwa kesepakatan untuk ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam sedang berjalan, Presiden Erdogan mengatakan bahwa pendekatan serupa dapat diambil dalam konteks pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, melansir Daily Sabah 28 September.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Erdogan juga menyebut, mengadakan referendum sepihak di beberapa wilayah Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia, hanya akan mempersulit upaya untuk menghidupkan kembali proses diplomatik.
Presiden Erdogan menegaskan, Turki siap memberikan kontribusi yang diperlukan, untuk penyelesaian perang melalui negosiasi damai.
Baca juga:
- Kirim Pasukan Komando dengan Penyamaran ke Jenin Tepi Barat, Militer Israel Tewaskan Empat Warga Palestina
- Protes dan Bentrokan Massa dengan Polisi Terus Berlangsung: Polisi Iran Ambil Tindakan Tegas, PBB Minta Menahan Diri
- Pasukan Elite Pengawal Revolusi Iran Serang Militan di Wilayah Kurdi dengan Rudal dan Drone
- Korea Utara Tembakan Rudal Balistik di Lepas Pantai Timur, Jelang Kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Korea Selatan
Diketahui, referendum digelar di Donetsk dan Luhansk serta bagian Zaporizhzhia dan Kherson yang dikuasai Rusia pada 23-27 September.
Jajak pendapat telah dikutuk secara luas oleh masyarakat internasional, dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat menyebut "palsu" dan tidak akan diakui.