Beasiswa Jangan Sekadar Uang atau Dana Pendidikan, Tapi Harus Membentuk Penerimanya Jadi Agen Perubahan
JAKARTA - Direktur Yayasan Pendidikan Internasional Indonesia (The Indonesian International Education Foundation/IIEF) Diana Kartika Jahja mengatakan program beasiswa hendaknya dapat membentuk mahasiswa atau penerima menjadi agen perubahan.
“Pemberian beasiswa hendaknya jangan sekadar memberikan uang atau dana pendidikan, tapi bagaimana membentuk para mahasiswa ini menjadi agen perubahan. Pemimpin masa depan,” ujar Diana pada penutupan program Beasiswa Cakrawala dikutip Antara, Minggu 25 September.
Saat ini, menurut dia, generasi muda dihadapkan dengan “perang” melawan kemewahan, glorifikasi, maupun kehidupan serba instan yang ditawarkan di media sosial.
Oleh karena itu, kata dia, program beasiswa yang diberikan meramu berbagai komponen tidak hanya bantuan pendidikan tetapi juga melatih kemampuan nonteknis seperti kepemimpinan, kepedulian pada sesama maupun pembimbingan.
“Sehingga mereka dapat menjadi insan Indonesia yang utuh. Tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga kemampuan nonteknis,” kata dia.
Baca juga:
- Uncen Optimistis Bisa Buka Cabang Fakultas Kedokteran di Provinsi Papua Pegunungan
- Dokter Ingatkan Selalu Jaga Imun Tubuh karena Pandemi COVID-19 Belum Usai
- Tebar Inspirasi, Indonesia Mengajar Rumuskan Cara Praktis Belajar dari Keterbatasan
- Dosen Ditempatkan Ibarat Buruh, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Bali Desak Nadiem Makarim Setop Pembahasan RUU Sisdiknas
Program beasiswa juga hendaknya dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya, IIEF meluncurkan program Beasiswa Cakrawala yang diberikan pada anak-anak dari keluarga sektor penerbangan yang terdampak pandemi COVID-19.
Selama satu tahun program tersebut, tidak hanya bantuan dana pendidikan, namun juga sesi bimbingan dan keterlibatan dalam pelayanan masyarakat. Program tersebut diikuti sebanyak 78 penerima beasiswa. Penerima beasiswa mendapatkan tunjangan belajar satu tahun sebesar Rp12 juta bagi siswa SMA dan Rp 19,2 juta bagi mahasiswa,
“Kami juga memiliki sistem pemantauan dan evaluasi. Mereka yang terlibat saat ini akan aktif menjadi mentor. Ke depan, kami berharap pihak yang bisa berkolaborasi dalam program beasiswa ini. Tidak hanya pada sektor penerbangan tetapi juga sektor lainnya,” kata dia.
Tokoh pendidikan Prof Dr Arief Rachman mengatakan pendidikan yang sukses adalah pendidikan yang mampu mengantarkan peserta didiknya menjadi bertakwa, berkepribadian matang, berilmu, mempunyai rasa kebangsaan, dan berwawasan global.
“Beasiswa adalah salah satu bentuk alat untuk membentuk karakter penerimanya, melalui beasiswa silaturahim terjalin (networking) dan kecerdasan pikiran terasah,” kata Arief.