Hadapi Tantangan Food dan Energy Security , PTPN III dan Perhutani Luncurkan Bibit dan Produk Unggulan untuk Produksi Gula, Kelapa Sawit dan Kayu

JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III bersama Perum Perhutani meluncurkan bibit dan produk unggulan perkebunan dan perhutanan. Bibit dan produk unggulan ini merupakan hasil riset Indonesia Plantation & Foresty Research Institute (IP-FRI).

Peluncuran ini untuk meningkatkan kapasitas produksi guna menjawab ancaman krisis energi dan krisis pangan.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, produk unggulan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi gula, kelapa sawit maupun kayu.

Lebih lanjut, Pahala menjelaskan dengan adanya produk unggulan yang baru saja diluncurkan dapat menutupi berbagai kebutuhan pangan dan industri yang masih impor.

"Ke depannya tantangan food security dan energy security yang kita hadapi saat ini bisa menjadi solusi bagi Indonesia. Harapannya ada di Perhutani dan PTPN Group," katanya dalam launching produk unggulan Indonesia Plantation & Forestry Research Institute di Agro Plaza, Rabu, 21 September.

Kata Pahala, hal ini sejalan dengan tantangan food security dimana Indonesia masih impor gula sebanyak 4 juta ton per tahun untuk konsumsi dan industri. Karena itu, Pahala berharap Indonesia mampu swasembada gula konsumsi dalam 5 tahun mendatang.

"Dan sebagai daripada kebutuhan industri sudah bisa dipenuhi," jelasnya.

Ke depan, Pahala berharap Indonesia juga mampu membuat varietas baru untuk tebu demi mematikan peningkatan produktivitas gula dan tebu di masa depan. Namun, kata Pahala, hal ini tidak terlepas dari kemampuan melakukan riset.

"Harapannya kita bisa menghasilkan varietas-varietas tebu baru untuk memastikan produktivitas gula dan tebu di masyarakat bisa ditingkatkan. Ternyata kaitan produktivitas, tidak lepas dari kemampuan kita melakukan riset, di perusahaan-perusahaan agro industri riset menempati posisi strategis. Bahkan ada direktur riset sendiri, mengingat pentingnya dan strategisnya fungsi riset tersebut," katanya.