Bagikan:

JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III akan mengantarkan subholdingnya yang bergerak di sektor kelapa sawit yakni PalmCo untuk melakukan initial public offering (IPO).

Perseroan menargetkan mampu meraup dana segar Rp5 hingga Rp10 triliun melalui IPO.

Namun, sebelum menjalankan aksi korporasi itu, konsolidasi akan dilakukan terlebih dahulu.

Bukan hanya lahan, tetapi seluruh pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN III akan dilebur ke dalam PalmCo.

Seperti diketahui, saat ini PTPN memiliki lahan sawit seluas 500.000 hektare. Persuahan juga akan mengkonversi 200.000 hektare lahan karet menjadi kelapa sawit. Lahan tersebut kemudian akan dikonsolidasikan ke PalmCo.

"Nanti pabrik-pabrik dikonsolidasikan. Selama ini kan enggak. PTPN I punya pabrik sendiri, PTPN II juga punya sendiri. Ini akan dikonsolidasikan," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Senin, 29 Agustus.

Tak berhenti sampai di situ, Arya mengatakan, dana IPO juga akan ada yang dialokasikan untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit.

"Bikin pabrik baru. Sehingga ini akan kenceng bikin minyak gorengnya. Salah satunya pakai dana IPO itu," ujarnya.

Arya menjelaskan, kehadiran subholding PalmCo nantinya akan menetralisir harga minyak goreng di pasar, bila terjadi kenaikan harga.

Adapun pendirian subholding juga dilatari oleh minimnya peran BUMN di industri minyak goreng. Padahal, BUMN dituntut mengintervensi pasar manakala tidak terjadi keseimbangan harga.

"Itu saat ini minyak goreng kita BUMN perannya kurang besar, karena tidak kelola migor yang banyak, makanya kami bangun sub holding PalmCo, fokus pengadaan migor, kalau sudah begini," tuturnya.

Meski begitu, Kementerian BUMN memastikan pembentukan subholding kelapa sawit PalmCo milik Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III bukan untuk memonopoli industri minyak goreng di dalam negeri.

Sekadar informasi, Holding Perkebunan Nusantara memang membidik pendirian tiga subholding. Selain PalmCo, dua subholding lain adalah Sugar Co dan Supporting Co.

Melalui tiga subholding ini, PTPN III akan mengoptimalisasi asetnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Untuk Sugar Co akan menjadi entitas yang mengkonsolidasikan 36 pabrik gula (PG) melalui kemitraan strategis.

Entitas ini ditargetkan berkontribusi pada pencapaian swasembada gula nasional dengan target produksi gula pada 2026 sebanyak 1,8 juta ton per tahun.

Sementara Supporting Co difokuskan untuk mengelola bisnis Group PTPN.

Selain komoditi gula dan kelapa sawit, subholding ini fokus pada penguatan komoditas teh dan kopi, hingga pengembangan model bisnis baru berbasis optimalisasi aset.