Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, penawaran saham perdana atau IPO PalmCo direncanakan akan dilakukan di kuartal IV tahun ini.

Perusahaan tersebut merupakan spinoff holding Perkebunan Nusantara untuk memperkuat ekosistem industri sawit dan turunanya.

“Untuk industri sawit, sekarang kita dalam permohonan izin penyusunan peraturan pemerintah tentang pembentukan PalmCo. Harapannya kuartal IV bisa dilakukan aksi korporasi,” katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin, 20 Maret.

Erick menekankan bahwa kehadiran PalmCo sangat penting dalam optimalisasi turunan dari produk industri sawit.

Menurut dia, dengan aksi korpororasi ini perusahaan sawit BUMN bisa menjadi yang terbesar.

“Fungsinya salah satunya sukses industrialisasi di Indonesia. Sehingga turunan industri sawit sampai 80-an. Kita lihat salah satu bahan baku itu memang untuk industri make up,” ujarnya.

“Pasar make up Indonesia mencapai 5 besar di dunia. Nah 70 persen bahan bakunya ini dari produk lokal. Ini membuktikan hilirisasi menguntungkan bagi Indonesia kalau kita serius,” sambungnya.

Erick mengatakan, konsolidasi PalmCo juga akan meningkatkan luas lahan maupun produktivitas BUMN untuk minyak goreng.

Dengan konsolidasi ini, sambung Erick, pihaknya menargetkan akan terdapat 600.000 hingga 700.000 hektare lahan perkebunan sawit yang berada di bawah PTPN Group.

“Mengenai konsolidasi dan aksi korporasi PalmCo, itu sangat potensi bahwa perusahaan sawit BUMN bisa menjadi terbesar kalau benar-benar terjadi 600.000 sampai 700.000 hektare. Jadi lebih besar dari Same Darby dari Malaysia, dan Golden Agri dari Indonesia,” jelasnya.