Ikuti Program Padat Karya Pembuatan Paving, Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Surabaya Raup Omzet hingga Rp7 Juta per Bulan

SURABAYA - Pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang mengikuti program padat karya berupa pembuatan paving di Kota Surabaya, Jawa Timur, mencapai Rp6 juta hingga Rp7 juta per bulan.

Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Adi Gunita mengatakan, bersyukur, program padat karya yang dicanangkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beberapa bulan lalu menuai hasil.

"Kami bersyukur, MBR yang tergabung dalam kelompok program padat karya pembuatan paving berhasil meraup omzet atau pendapatan Rp6 juta hingga Rp7 juta per bulan," kata Adi dalam keterangannya dikutip Antara, Rabu 21 September.

Adi menjelaskan di wilayah Kecamatan Tambaksari, terdapat dua kelompok usaha padat karya pembuatan paving yang telah terbentuk. Sekarang ini, produksi paving kedua kelompok ini telah berjalan pascadua bulan sebelumnya mendapatkan pelatihan dari Pemkot Surabaya.

"Dari MBR itu, kami lakukan pelatihan terkait dengan produksi paving, dan sudah terbentuk dua kelompok usaha bersama di Kecamatan Tambaksari. Sudah kami lakukan bantuan legalitas juga terkait dengan Nomor Induk Berusahanya (NIB)," kata doa.

Selain legalitas, Adi menyebut, bahwa pemkot juga membantu memfasilitasi kelompok usaha padat karya paving agar mendapat bantuan permodalan dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Surya Artha Utama. Setiap kelompok yang terdiri dari enam orang itu pun mendapatkan bantuan permodalan Rp15 juta untuk usaha produksi paving.

"Dari setiap kelompok itu dapat bantuan modal Rp15 juta. Jadi masing-masing orang mendapat sekitar Rp2,5 juta. Sedangkan jumlahnya ada 12 orang dari dua kelompok yang ada di Kecamatan Tambaksari," ujar dia.

Adi juga menjelaskan, bahwa modal yang berasal dari BPR Surya Artha Utama ini digunakan oleh kelompok padat karya untuk membeli bahan pembuatan paving. Lalu, untuk alat disediakan oleh Pemkot Surabaya hasil Corporate Social Responsibility (CSR). Sementara untuk tempat produksinya, mereka menggunakan lahan aset milik Pemkot Surabaya.

"Jadi untuk permodalan kami hubungan dengan teman-teman dari BPR Surya Artha Utama. Sedangkan terkait alatnya kami sinergi dengan stakeholder minta CSR dan sudah ada 2 bantuan alat yang diberikan," kata Adi.

Sejak mulai berjalan pada bulan Juli 2022, produksi paving mereka telah menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan per bulan September 2022, omzet salah satu kelompok padat karya paving di Tambaksari, per orangnya tembus Rp6 juta hingga Rp7 juta.