Terima Jaksa Agung Ukraina, Amerika Serikat Dukung Masyarakat yang Menjadi Korban Invasi Rusia Mencari Keadilan
JAKARTA - Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick B. Garland, memastikan dukungan negaranya kepada rakyat Ukraina yang menjadi korban invasi Rusia untuk mencari keadilan.
Itu dikatakannya saat menerima Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin di Washington, Selasa, untuk membahas upaya meminta pertanggung jawaban atas kejahatan perang dan kekejaman lainnya setelah invasi.
"Amerika Serikat mendukung rakyat Ukraina dalam pengejaran mereka yang tak kenal lelah, untuk menegakkan aturan hukum dan mencari keadilan bagi para korban di hadapan agresi Rusia yang berkelanjutan," kata Jaksa Agung AS Garland, mengutip situs Departemen Kehakiman AS, Rabu 21 September.
"Hari ini, Departemen Kehakiman dan Kantor Jaksa Agung mengumumkan keputusan kami untuk bekerja lebih dekat untuk mengidentifikasi, menangkap, dan menuntut orang-orang yang terlibat dalam kejahatan perang dan kekejaman lainnya di Ukraina. Kami akan tanpa henti dalam upaya ini untuk meminta pertanggungjawaban pelaku," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pejabat menandatangani kesepakatan (MoU), yang akan mempromosikan efisiensi dalam penyelidikan dan penuntutan dengan, konsisten dengan undang-undang nasional.
Termasuk menghilangkan hambatan ke pertukaran informasi dan bukti yang tepat waktu serta efektif dalam penyelidikan dan penuntutan oleh kedua negara, meningkatkan kemudahan kerja sama teknis yang dapat diberikan.
MoU dibangun berdasarkan upaya sebelumnya oleh departemen, setelah perjalanan Jaksa Agung ke Ukraina pada 21 Juni 2022. Selama perjalanan itu, Jaksa Agung Garland mengumumkan peluncuran tim akuntabilitas kejahatan perang untuk memusatkan dan memperkuat pekerjaan yang sedang berlangsung, meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab terhadap kejahatan perang dan kekejaman lainnya di Ukraina setelah invasi Rusia.
"MoU yang kami tandatangani hari ini memungkinkan kami untuk meningkatkan upaya bersama, dalam memastikan akuntabilitas atas kejahatan internasional," Andriy Kostin.
"Melalui membangun kerangka kerja formal kerja sama, kami akan memperkuat penyelidikan dan penuntutan yang efektif terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina dan memberikan ukuran keadilan bagi para korban," tandasnya.
Baca juga:
- Pertama Dalam 1.000 Tahun, Imam Besar Al Azhar Tunjuk Penasihat Wanita
- Hadiri Sidang Umum: Presiden Biden Tidak akan Singgung Status Rusia di Dewan Keamanan, Soroti Pelanggaran Piagam PBB
- Amerika Serikat hingga Uni Eropa Cela Rencana Referendum Rusia di Wilayah Ukraina yang Diduduki
- Jerman Kirim Howitzer dan Amunisi, Slovenia Berikan 28 Tank untuk Ukraina
Diketahui, baik Rusia maupun Ukraina sama-sama mengatakan kedua belah pihak telah melakukan kejahatan perang, sejak invasi pada Februari lalu.
Terbaru, otoritas Ukraina mengklaim penemuan ratusan mayat di kuburan massal di Izium yang ditinggalkan pasukan Rusia. Sebelumnya, penemuan kuburan massal di tengah perang Rusia-Ukraina juga terjadi di Bucha beberapa waktu lalu.