Rusia Lancarkan 112 Serangan Rudal, Jaksa Agung Ukraina Buka Proses Pidana
Petugas mengevakuasi warga sipil yang menjadi korban serangan udara Rusia di Kyiv pada 10 Oktober. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Jaksa Agung Ukraina mengumumkan pembukaan proses pidana, terkait serangan rudal Rusia yang membombardir Kyiv dan kota-kota lainnya awal pekan ini.

Jaksa Agung Andriy Kostin menggambarkan, serangan rudal yang dilancarkan sejak Senin sebagai 'tindakan teror klasik' yang dilakukan oleh Rusia.

Diterangkan olehnya, ada sekitar 112 serangan rudal Rusia, serangan udara terbesar Moskow sejak dimulainya invasi pada 24 Februari, telah menewaskan 17 orang dan melukai 93 orang.

"Semua serangan dari setiap rudal, setiap drone, setiap kerusakan infrastruktur sipil, setiap Ukraina yang terbunuh atau terluka oleh serangan rudal ini, semuanya didokumentasikan dan proses pidana didaftarkan dan dibuka," paparnya, melansir The National News 14 Oktober

Lebih jauh diterangkan olehnya, kasus kejahatan perang telah dimulai terhadap 186 orang sejak perang dimulai, dengan 10 sekarang telah dihukum, tetapi banyak dari tersangka berada di Rusia.

"Kami telah mengidentifikasi mereka, tetapi kami tidak tahu di mana mereka berada," ungkapnya.

"Kami memiliki korban dan mereka menunggu keadilan. Kami tidak bisa menghentikan kasus begitu saja, karena kami tidak tahu di mana mereka berada," tandasnya.

Dia membuat komentar pada konferensi pers bersama dengan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan dan presiden badan kejahatan Eropa Eurojust, Ladislav Hamran.

Diketahui, kantor kejaksaan memiliki 28 tim investigasi di lapangan di wilayah yang baru saja dibebaskan, di mana Kostin mengatakan mundurnya pasukan Rusia telah meninggalkan bukti penahanan ilegal dan penyiksaan terhadap warga sipil dan deportasi ilegal.

Di wilayah Kharkiv yang baru dibebaskan di timur Ukraina, jaksa telah menemukan setidaknya 11 situs pemakaman, termasuk satu kuburan massal di dekat kota Izium, dan telah menggali 457 mayat di seluruh situs, kata Kostin.

Dua kuburan massal tambahan ditemukan di wilayah Lyman dengan sekitar 154 orang, tentara Ukraina dan warga sipil, dimakamkan di sana, tambahnya.

Sementara itu, Rusia telah berulang kali membantah sengaja menyerang warga sipil di Ukraina. Moskow juga membantah melanggar hukum internasional dan menolak tuduhan Kyiv bahwa tentara Rusia telah melakukan kejahatan perang.