Kemenhub Terus Upayakan Pemulihan Bandara Terdampak COVID-19
JAKARTA - Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terus berupaya memulihkan bandar udara, yang terdampak pandemi COVID-19. Pandemi yang berlangsung sejak awal 2020 telah menekan industri penerbangan.
"Pandemi membuat pergerakan pesawat dan jumlah penumpang di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan," ujar Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono dalam keterangannya, Selasa 20 September.
Menurut dia, penurunan berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang, untuk menjaga protokol kesehatan. Situasi dan kondisi semacam itulah yang menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada dan menutup rute-rute yang tidak padat, untuk mengurangi biaya operasional.
Sebagai contoh Bandara Kertajati, sejak pandemi penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang, dan tidak ada maskapai yang beroperasi melayani penerbangan penumpang.
"Hanya saja, bukan berarti tak ada operasional di bandara ini. Bandara tetap terus beroperasi dengan melayani penerbangan untuk kargo, dengan terus mengupayakan kembali adanya penerbangan penumpang," ucap Isnin.
Adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan depan (Oktober 2022), akan sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati. Jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja.
"Alhamdulillah, mulai November Bandara Kertajati akan bersiap melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umrah," ujarnya.
Menurut Isnin, kondisi hampir serupa terjadi juga di bandara lainnya, yang tertekan karena pandemi, antara lain di Bandara Ngloram (Blora), Bandara Purbalingga dan Bandara Wiriadinata (Tasikmalaya).
"Sebelum pandemi, di bandara-bandara tersebut sudah ada beberapa penerbangan komersial menuju Bandara Halim Perdanakusuma, dan sebaliknya," tutur Isnin.
Bandara-bandara tersebut, kecuali Kertajati, hanya bisa didarati pesawat propeler, dengan Bandara Halim Perdanakusuma menjadi hub utama. Sehingga, selain terdampak pandemi, ketika ada revitalisasi Bandara Halim pada Maret hingga Agustus 2022, dampaknya kian terasa bagi bandara-bandara tersebut.
"Revitalisasi Bandara Halim ini memiliki dampak yang besar bagi penerbangan ke bandara-bandara yang baru dibangun atau dikembangkan," ucap Isnin.
Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim dibuka kembali untuk penerbangan komersial dan siap untuk menyambut kegiatan internasional Presidensi G20 Indonesia.
"Semoga ini awal yang baik, rute penerbangan dari Halim menuju bandara-bandara disekitarnya dapat kembali dibuka," kata Isnin.
Baca juga:
- Gelontorkan Hampir Rp1 Miliar, Konglomerat Irwan Hidayat Borong 1,27 Juta Lembar Saham Sido Muncul
- Pastikan Restrukturisasi dan Transformasi Berjalan Positif, Garuda Indonesia Siap Terbang Lebih Tinggi
- Bonus Demografi di Depan Mata, Pemerintah Ajak Generasi Muda Pahami Peran Penting Keuangan Negara
- Ekonomi Indonesia Kuartal II Tumbuh Impresif, Pemerintah Jangan Jemawa
Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Nur Isnin memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.
"Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55 persen sampai dengan 60 persen dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan," tuturnya.
Perlu diketahui juga, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek.
"Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman," katanya.
Kendati demikian, Dia yakin bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Kementerian/Lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan ini akan berjalan dengan baik.
"Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan," ujarnya.