Imbas Pandemi, 6 Juta Pekerja Nganggur, Konsumsi Rumah Tangga Hancur Lebur

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan tekanan yang ditimbulkan pandemi COVID-19 kepada dunia usaha telah menyebabkan dampak buruk terhadap tenaga kerja. Hingga saat ini 6 juta pekerja telah dirumahkan.

Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani mengatakan, angka tersebut merupakan data terbaru yang dimiliki asosiasi. Angka ini lebih tinggi, jika dibandingkan dengan data milik Kementerian Ketenagakerjaan yang sebanyak 2,67 juta orang.

"Angkanya naik terus, data asosiasi ada 6 juta orang dirumahkan," tuturnya, dalam diskusi virtual, Kamis, 26 November.

Situasi ini, kata Shinta, memberikan dampak negatif terhadap ekonomi secara keseluruhan. Pasalnya, tenaga kerja yang dirumahkan biasanya tak mendapatkan gaji. Hal itu membuat konsumsi masyarakat secara keseluruhan turun. Sementara salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga.

Shinta mengatakan, jika Indonesia ingin pulih, pemerintah setidaknya harus menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja. Hal ini akan mengembalikan daya beli konsumsi masyarakat.

Lapangan kerja baru ini, kata Shinta, dapat menstimulus tingkat daya beli konsumsi rumah tangga dari pasar domestik.

"Indonesia minimal harus menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja untuk mengembalikan daya beli masyarakat ke level sebelum pandemi," tuturnya.

Shinta mengatakan, lesunya ekonomi nasional di masa krisis akibat pandemi COVID-19 ini disebakan oleh turunnya permintaan konsumsi rumah tangga. Salah satunya, akibat turunnya daya beli setelah banyak tenaga kerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Padahal, konsumsi domestik ini driver ekonomi nasional supaya bisa pulih ke level sebelum pandemi," ujarnya.

Karena itu, Shinta berujar, pihaknya meminta pemerintah untuk segera menyediakan lapangan kerja baru guna menstimulus tingkat daya beli masyarakat. Hal ini diyakini dapat memutus tren negatif pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berlangsung selama dua kuartal berturut-turut pada tahun ini.

"Memang untuk menyerap pekerja sangat berat. Tapi ini agar ekonomi nasional supaya bisa pulih ke level sebelum pra-COVID-19," katanya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pandemi COVID-19 membawa dampak signifikan pada perekonomian dan ketenagakerjaan. Di mana, ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi COVID-19.

Rinciannya, pengangguran karena pandemi COVID-19 sebesar 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena pandemi COVID-19 sebesar 0,76 juta orang. Lalu, tidak bekerja karena pandemi COVID-19 sebesar 1,77 juta orang, dan yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.

Pandemi yang terjadi selama kurang lebih 8 bulan, telah menyebabkan kenaikan jumlah penganggur menjadi 9,7 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen di Indonesia.