Anak Usaha Blue Bird Rambah Bisnis Perakitan Alat Berat, Kerja Sama dengan Perusahaan Rusia
JAKARTA - Anak perusahaan Blue Bird yakni PT Pusaka Bumi Transportasi merambah bisnis perakitan alat berat untuk pertambangan melalui kerja sama dengan perusahaan alat berat asal Rusia Chetra.
Managing Director Pusaka Bumi Transportasi Bambang Nuryono dalam keterangannya pada wartawan di Jakarta, Kamis 15 September, mengatakan bahwa Pusaka Bumi Transportasi akan melakukan perakitan alat berat asal Rusia untuk dipasarkan pada perusahaan tambang dalam negeri dan wilayah Asia.
"Dilakukan di Sumatera, untuk tambang batu bara," kata Bambang, dikutip dari Antara, Jumat 16 September.
Bambang menyebutkan sebelumnya Pusaka Bumi Transportasi sudah menjadi distributor alat berat Chetra untuk dijual di dalam negeri. Namun nota kesepahaman yang ditandatangani kali ini merupakan rencana untuk perakitan alat berat tersebut.
Dengan melakukan perakitan di dalam negeri, kata Bambang, diharapkan harga jual alat berat bisa lebih bersaing di tengah industri pertambangan yang sedang kembali bergeliat sekarang ini.
Bambang belum menyebutkan nilai investasi untuk perakitan alat berat tersebut, namun proyek itu diharapkan akan mulai berjalan pada tahun 2023.
Baca juga:
- Harga Pertalite Bakal Naik Disinyalir Bikin Argo Taksi Jadi Mahal, Dirut Blue Bird Sigit Djokosoetono: Belum Tentu, Tak Selalu Kenaikan BBM Bikin Tarif Dinaikkan
- Menginjak Usia 50 Tahun, Perusahaan Taksi Blue Bird Milik Konglomerat Purnomo Prawiro Pasang Target Kurangi 50 Persen Emisi Karbon di 2030
- Blue Bird, Perusahaan Taksi Milik Konglomerat Purnomo Prawiro Cuma Raup Laba Rp8,7 Miliar, padahal Pendapatan Rp2,2 Triliun di 2021
VP Bussines Development Pusaka Bumi Transportasi Sergey Galstyan mengatakan nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh pihak Chetra dan Pusaka Bumi Transportasi nantinya akan menjadi acuan dalam pembangunan pabrik buldoser di Indonesia.
"Saat ini kita melakukan penandatanganan MOU antara PT Pusaka Bumi Transportasi dengan Chetra Rusia. Jadi kami ada rencana untuk pendirian pabrik buldoser tahun depan di sini, di Indonesia," kata Sergey.
Bambang menjelaskan nantinya pabrik tersebut akan memproduksi alat berat yang akan dipasarkan ke beberapa negara Asia. "Karena kalau dari Indonesia untuk ke pasar itu lebih dekat ke sekitar Asia dari sisi logistik," kata Bambang.