Pihak Binance Akan Hadir di Pengadilan Menyusul Gugatan Class Action dari Investor Italia
JAKARTA – Perusahaan pertukaran mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, Binance, harus menghadapi gugatan class action di Italia. Pihak Binance akan hadir dalam persidangan yang digelar di pengadilan Milan.
Gugatan class action tersebut diajukan pada 2021 oleh sekelompok pengguna Binance Italia dan internasional yang mengaku dirugikan akibat penangguhan platform di saat transaksi perdagangan kripto sedang tinggi-tingginya. Sebagai informasi, Binance juga sedang diperiksa oleh Kantor Kejaksaan Umum di Pengadilan Milan menyusul keluhuan yang disampaikan oleh pemangku kepentingan.
Para penggugat yang merupakan pengguna platform itu mengajukan ganti rugi atas penangguhan platform perdagangan kripto Binance pada tahun lalu. Menurut gugatan yang diajukan ke pengadilan, “peluncuran class action dilakukan pada puncak aktivitas intens yang dilakukan oleh firma pada bulan-bulan sebelumnya, yang memungkinkan, antara lain, untuk menyoroti berbagai kekritisan platform Biniance, membawanya ke perhatian Otoritas Pengawas dari berbagai negara bagian Asing dan Consob,” dilansir dari DailyCoin.
Masalah muncul ketika platform Binance tiba-tiba offline dan mengunci dana pengguna di bursa. Sebagai dampaknya, para investor mengalami kerugian puluhan juta dolar AS karena mereka tidak dapat mengubah posisi mereka dalam perdagangan futures.
Baca juga:
- Changpeng Zhao: Binance Bukan Perusahaan China
- Departemen Kehakiman AS Desak Binance Berikan Dokumen Terkait Anti Pencucian Uang
- Aplikasi Binance Terhenti Selama Satu Jam, Ratusan Trader Kripto Di Prancis dan Italia Tuntut Pengembalian Dana
- Tidak Penuhi Standar Anti-Pencucian Uang, Binance Dihajar Pemerintah Italia
Tidak hanya itu, insiden serupa juga pernah dialami berbagai platform perdagangan kripto lain pada Februari 2021. Contohnya, Gemini dan Kraken yang mengalami masalah teknis karena peningkatan beban perdagangan sebagai dampak dari pemberitaan Elon Musk telah menginvestasikan dana 1,5 miliar dolar AS ke dalam Bitcoin (BTC).
Dugaan Pelanggaran Binance
Dalam gugatan class action, Binance dituduh melakukan pelanggaran aturan di Italia karena mengizinkan pengguna di sana menggunakan layanan perdagangan futures dengan leverage dalam platform.
Regulator Keuangan Italia sempat memperingatkan Binance pada Juli 2021 lalu. Mereka memperingatkan bahwa Binance tidak berwenang menyediakan layanan investasi di Italia. Namun pada awal 2022, Binance setuju mendaftarkan layanannya ke pihak terkait sebagai penyedia layanan perdagangan kripto di bawah pengawasan regulator di Italia terkait aturan anti pencucian uang.
Dalam acara Binance Blockchain Week yang diselenggarakan di Paris, pendiri Binance Changpeng Zhao menyatakan bahwa aturan Pasar Aset Kripto (MiCA) Uni Eropa yang penting adalah “sedikit ketat” pada stablecoin. Karena nilai stablecoin itu dipatok ke aset lain seperti fiat dan emas.