Tak Muncul Saat Penyerahan SK Kemenkum HAM Baru di KPU, Arwani Thomafi Dipastikan Mardiono Masih Sekjen PPP
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi, tidak terlihat mendampingi Pelaksana Tugas (Plt) Muhamad Mardiono saat menyerahkan SK Kemenkum HAM terkait kepengurusan baru ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tidak munculnya Arwani di KPU memunculkan spekulasi pergantian Sekjen PPP menguat. Sebab, Arwani disebut merupakan kubu Suharso Monoarfa.
Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono, membantah isu digantinya Arwani Thomafi sebagai Sekjen PPP. Dia mengungkapkan sedianya Arwani ikut hadir di KPU, namun batal karena ada kendala di perjalanan.
"Belum terpikir itu (ganti sekjen). Kalau enggak salah dalam perjalanan tapi karena terhambat sesuatu jadi tidak menyusul kami semua," ujar Mardiono di kantor KPU, Menteng, Jakarta, Senin, 12 September.
Mardiono menegaskan, perubahan hanya terjadi di satu posisi saja. Yakni, pada jabatan ketua umum dari Suharso Monoarfa menjadi dirinya.
Mardiono mengatakan, pengurus PPP ingin bekerja cepat agar target perolehan suara pada partai pada Pemilu 2024 tercapai. Karenanya, dia mengingatkan tidak ada perpecahan di internal PPP lantaran mengganti struktur kepengurusan.
"Belum ada pemikiran untuk perubahan. Tapi kami sedang dituntut untuk bekerja cepat tahapan pertama mulai proses pendaftaran. Setelah selesai kami lakukan pemanasan mesin politik kita agar nanti untuk menghadapi tahun 2024 ini doakan PPP menjadi peraih kursi yang lebih baik," kata Mardiono.
"Itu tekad kami, tidak ada informasi yang mungkin narasinya seolah PPP mengalami perpecahan insyaallah itu tidak ada di PPP, tidak ada perpecahan, semua kompak solid," imbuhnya.
Baca juga:
Mardiono mengklaim, hingga saat ini hubungannya dengan Suharso masih berjalan baik. Dia menyebut Menteri PPN/Bappenas itu adalah guru dan mentor sekaligus sahabatnya.
"Jadi tidak ada jarak saya dengan beliau. Jadi tidak ada ya perpecahan d PPP. Karena PPP partai kader partai yang paling tua mungkin di negeri ini tentu siapapun pemimpinnya kami semua tetap PPP. Insyaallah prinsip kader tidak akan terpengaruh pada pergantian kepemimpinan," ungkap Mardiono.
"Kader juga semakin dewasa, tentu kalau toh dulu ada pengalaman kurang mengenakkan. Tapi hari ini insyaallah ini adalah keputusan yang tebaik dan adil untuk organisasi bukan untuk kepentingan seseorang bukan untuk saya ini adalah amanah dari para pendiri PPP didirikan untuk wadah perjuangan umat kami di sini bersama dengan umat termasuk yang menitipkan kepada kami hasil pemilu 2019 lalu itu sekitar 6,3 juta lebih rakyat Indonesia," kata Mardiono.