Erick Thohir Ajak Masyarakat Mampu untuk Vaksinasi Mandiri: Mereka Harus Bantu Pemerintah
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta masyarakat dari kalangan mampu untuk membeli vaksin COVID-19 secara mandiri. Sebab, vaksin pemerintah akan diberikan secara gratis hanya untuk kelompok prioritas.
Adapun yang masuk ke dalam kelompok prioritas adalah tenaga medis, TNI, Polri, dan masyarakat miskin yang terdata di BPJS Kesehatan. Karena itu, masyarakat yang tidak masuk kelompok ini dapat melakukan vaksinasi secara mandiri dengan membeli sendiri atas kemauannya.
Kata Erick, kontribusi kelompok masyarakat mampu untuk melakukan vaksinasi mandiri tersebut sangat besar. Hal itu dapat meringankan pemerintah dalam hal pendanaan untuk program vaksinasi COVID-19. Apalagi, mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia.
"Ini kontribusi yang tidak kalah pentingnya karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Tentu kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan lebih seyogyanya membantu pemerintah dengan membayar vaksin sendiri," ujarnya, dalam webinar, Selasa, 24 November.
Ke depan, Erick ingin perjalanan vaksinasi terbuka untuk semua dan menarik segala masukan. Karena itu sejak awal pemerintah terus melakukan sosialisasi juga bertemu dengan para pakar.
"Ini adalah faktor terpenting dalam penanganan COVID-19, yaitu penyelamatan manusia," katanya.
Erick mengatakan vaksin COVID-19 menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan pandemi di Tanah Air. Ia berharap dengan vaksinasi, pemerintah bisa menekan penularan dan angka kematian.
Baca juga:
Karena itu, ia memastikan pemerintah akan mempersiapkan vaksinasi sebaik-baiknya. Ia mengatakan Kementerian Kesehatan akan menjadi pihak yang bertanggung jawab memilih jenis dan jumlah vaksin yang akan dihadirkan.
"Sekarang banyak sekali saya melihat bapak kehilangan istrinya, anak kehilangan orang tuanya. Ini yang terjadi realita," ujarnya.
Erick menjelaskan, untuk target awal pemberian vaksin COVID-19 akan ditujukan untuk masyarakat yang berusia 18 sampai 59 tahun.
"Saya sekadar informasikan, memang untuk target awal usia 18 hingga 59 coba divaksinasi. Ini target awal, bukan berarti menyeluruh di target awal 67 persen yang akan coba jadi target utama," katanya.