Tuntut Pembatalan Kenaikan Harga BBM, 5.000 Buruh Geruduk Gedung DPR Besok: Aksi Serentak Berlangsung di 34 Provinsi
JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal menegaskan, pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa yang melibatkan puluhan ribu buruh. Aksi tersebut akan digelar serentak di 34 provinsi, besok.
"Aksi ini diorganisir Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, petani, nelayan, guru honorer, PRT, buruh migran, miskin kota, dan organisasi perempuan di 34 provinsi. Aksi serentak akan dilakukan di kantor gubernur," ujar Said Iqbal, dalam keterangan resmi, Senin, 5 September.
Kata Iqbal, tujuannya aksi unjuk rasa ini adalah untuk meminta gubernur membuat surat rekomendasi kepada Presiden dan Pimpinan DPR RI agar membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Lebih lanjut, Iqbal mengatakan khusus untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) aksi akan diikuti 3.000 hingga 5.000 orang yang dipusatkan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Aksi ini untuk menuntut pembentukan Panja atau Pansus BBM agar harga BBM diturunkan," ucapnya.
Baca juga:
- Data Penerima Bansos Belum Jelas, Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan Harga BBM
- Hindari Risiko Moral, Subsidi Sebaiknya Tak Dialokasikan ke BBM
- Belajar dari Pengalaman, Ekonom Sarankan Pemerintah Jangan Lagi Berikan Subsidi ke Barang
- Harga Pertalite Eceran di Manokwari Capai Rp20.000 per Botol, Pertamax Rp27.000
Menurut Iqbal, aksi di Gedung DPR RI akan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB dengan mengusung tiga tuntutan. Pertama, tolak kenaikan harga BBM. Kedua, tolak omnibus law UU Cipta Kerja.
"Yang ketiga, menuntut kenaikan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) 2023 sebesar 10 hingga 13 persen," tuturnya.
Sekadar informasi, pemerintah melalui Kementerian ESDM secara resmi menyesuaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar Subsidi. Untuk harga yang baru, pemerintah membanderol harga Pertalite yang sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi yang sebelumnya Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter.
Adapun kenaikan harga ini berlaku satu jam sejak diumumkan sejak penyesuaian harga ini yakni pukul 14.30 WIB. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Konferensi Pers bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, kemarin, Sabtu, 3 September.